Search In This Blog

Keep Your Mind Wide Open

You’ve got to keep your mind wide open. All the possibilities.

Keep Your Mind Wide Open

You’ve got to live with your eyes open. Believe in what you see.

Keep Your Mind Wide Open

Have you ever wanted more? Wanted more? Don’t you know there’s so much more.

Keep Your Mind Wide Open

Tomorrows horizons full of surprises Don’t let them take your dreams away.

Keep Your Mind Wide Open

Don’t hesitate, contemplate. No it’s not too late.

Kamis, 03 November 2011

BADAN-BADAN DALAM PBB

Berikut Badan-badan Anggota PBB:
UNWRA
UNWRA ( United Nations Relief and Work Agengsi ) adalah sebuah Badan dibawah PBB, yang bertugas memberikan Pendidikan,Kesehatan dan layanan Sosial, dan bantuan darurat kepada pengungsi Palestina yang mengungsi di Yordania, Libanon, Syiria, Juga mereka yang berada di tepi Barat dan Jalur Gaza.
Menteri Luar Negeri Pa Marty Natalegawa mengatakan dalam komprensi persnya melalu Televisi Kamis, tanggal 3/1/2011 jam: 17.30 WIta di Kemenlu RI, menjelaskan bahwa setelah melakukan Cross Cek dengan Para Pimpinan Organisasi UNRAW Mesir, di terima jawaban ” Tidak ada Warga Negara Indonesia yang bernama Imanda Amalia yang bekerja dan menjadi Staf Badan Dunia itu di Kairo Mesir”.
Ada beberapa pemberitaan yang juga meyebutkan bahwa Imanda Amlia ( 28 Tahun ) adalah Warga Negara Australia, kementrian Luar Negeri telah melakukan croscek untuk memastikan Amanda Amalia apakah benar adanya, namun sampai saat ini belum mendapatkan jawaban dari Austrlia.
Beberapa berita menyebutkan bahwa Imanda Amalia seorang Staf UNRAW tewas dalam pergolakan Politik yang terjadi di Mesir hari ini.
Namun Rakyat Merdeka. com terbitan hari ini kamis 3/2/2011 jam : 14.39 Wib menyebutkan bahwa, Salah seorang keturunan Indonesia tewas dalam kerusuhan Mesir bernama Imanda Amalia ( 28 Tahun ) akan dibawa ke Palestina dan selanjutnya akan diterbangkan ke Australia.
Belum di dapat dipastikan Apakah Imanda Warga Negara Indonesia atau Australia, sebagaimana telah disampaikan Menlu Pa Marty Natalegawa masih menunggu jawaban dari Pihak Australia untuk memastikan benar tidaknya berita yang beredar itu.
Sebagaimana kita ketahui dari berita di media massa bahwa Imanda Amalia diketahui pertama kali tewas lewat postingan di Akun Facebook Science of Universe hari ini tanggal 3/2/2011. Kata berita tersebut Staf Unraw sempat mengirim BlackBerry Messenger kepada sesama temannya di Akun Facebook yang sama Pummy Kusuma Rabu Malam.
Ini Isi BlackBerry Mesenger terakhir Manda kepada temannya : ( saya kutip dari rakyat merdeka 3/2/2011 ).
Doakan Manda,
Kami terjebak dalam baku tembak…..Ambulance tertembak
Terkena lemparan batu
Blom bisa di evakuasi karena massa makin memanas,
Please doakan Manda dan kawan-kawan.
Dalam bagian lain komprensi Pers-Nya Menteri Luar Negeri Pa Marty Natalegawa antara lain mengatakan merencanakan akan melakukan evakuasi Warga Negara Indonesia ke Amman Yordania sebelum membawanya pulang ke Indonesia untuk memudahkan melakukan pergerakan evakuasi terhadap Warga Negara yang berjumlah kurang lebih enam ribu orang itu.
Kalau saja benar Imanda Amalia bukan WNI tapi Warga Negara Australia yang berdarah Indonesia,dan betul-betul meninggal Dunia, maka kita sebaiknya mengucapkan belansungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan-Nya Semoga Arwahnya di terima disisi Tuhan. Namun kalau seandainya berita kematian Imanda hanyalah isapan jempol belaka, maka kita sebaiknya berhati-hati untuk mempercayai berita yang tanpa sumber yang jelas.




UNITED NATIONS CONFERENCE ON TRADE AND DEVELOPMENT (UNCTAD)

A. SEJARAH DAN TUJUAN UNCTAD

United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) dibentuk pada tahun 1964 melalui Resolusi SMU PBB No. 1995 (XIX), dengan tujuan :
1. Memajukan perdagangan internasional, khususnya diantara Negara-negara yang berbeda tingkat pembangunannya, dengan maksud untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di negara-negara bekembang;
2. Memformulasikan dan melaksanakan prinsip-prinsip dan kebijakan-kebijakan perdagangan internasional dan masalah-masalah pembangunan ekonomi yang terkait;
3. Melakukan pengkajian dan memberikan kemudahan bagi pelaksanaan koordinasi kegiatan-kegiatan dari lembaga-lembaga lain di dalam sistem PBB dibidang perdagangan internasional dan masalah-masalah pembangunan ekonomi yang terkait, serta bekerjasama dengan Majelis Umum dan Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC) PBB sesuai dengan Piagam PBB;
4. Memprakarsai sikap untuk melakukan negosiasi dan penerimaan (adoption) instrumen-instrumen hukum internasional dibidang perdagangan internasional;
5. Bertindak sebagai pusat harmonisasi perdagangan kebijakan pembangunan yang terkait dari Negara-negara dan kelompok-kelompok ekonomi regional.
Dewasa ini, anggota UNCTAD sebanyak 192 negara. Banyak organisasi antar pemerintah dan non pemerintah berpartisipasi dalam aktivitasnya sebagai peninjau. Sekretariat UNCTAD adalah bagian dari Sekretariat PBB.

B. KONPERENSI-KONPERENSI UNCTAD
Konperensi adalah badan tertinggi pembuat kebijakan dari UNCTAD yang biasanya bersidang setiap 4 tahun sekali pada tingkat Menteri untuk memformulasikan garis-garis besar kebijakan dan memutuskan program kerja. Badan dibawah UNCTAD adalah Trade and Development Board (TDB) yang melaporkan kegiatannya pada Sidang Majelis Umum PBB. Di bawah TDB dibentuk Komisi atau Komite serta beberapa Kelompok Kerja sesuai dengan keputusan Konperensi UNCTAD.
UNCTAD melaksanakan mandatnya melalui : policy analysis : inter-governmental deliberations, concensus-building dan negotiation; monitoring implementation dan follow-up; serta technical co-operation. Fungsi-fungsi ini saling berhubungan dan membutuhkan cross-fertilization yang konstan antar aktivitas yang relevan. Negara-negara anggota UNCTAD mencita-citakan untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan mempercepat pembangunan Negara-negara berkembang sehingga dapat menikmati kesejahteraan ekonomi dan sosial.

Sampai saat ini UNCTAD telah mengadakan 11 kali konperensi, yaitu :

1. Konperensi I UNCTAD, Jenewa, 1964
2. Konperensi II UNCTAD, New Delhi, India, 1968
3. Konperensi III UNCTAD, Santiago, Chili, 1972
4. Konperensi IV UNCTAD, Nairobi, Kenya, 1976
5. Konperensi V UNCTAD, Manila, Philipina, 1979
6. Konperensi VI UNCTAD, Beograd, Yugoslavia, 1983
7. Konperensi VII UNCTAD, Jenewa, Swiss, 1987
8. Konperensi VIII UNCTAD, Cartagena, Colombia, 1992
9. Konperensi IX UNCTAD, Midrand, Afrika Selatan, 1996
10. Konperensi X UNCTAD, Bangkok, Thailand, 2000
11. Konperensi XI UNCTAD, Sao Paolo, Brazil, 2004

Selama lebih dari 30 tahun, UNCTAD telah banyak menghasilkan produk aktivitas kerjasama antar pemerintah, diantaranya adalah diterimanya Generalized System of Preferences (GSP), Resolusi untuk peningkatan Official Development Assistance bagi Negara berkembang berpenghasilan rendah (1978), panduan bagi aksi internasional untuk penjadwalan kembali hutang Negara berkembang (1980) dan persetujuan Global System of Trade Preferences (GSTP).
UNCTAD mengalami perubahan dan pergeseran orientasi arah kebijaksanaannya terutama semenjak UNCTAD VIII di Cartagena de Indias, Colombia tahun 1992. UNCTAD yang semula sebagai forum negosiasi bagi Negara berkembang dan bersifat political-action oriented melalui resolusi-resolusi yang dihasilkannya, telah menjadi suatu forum yang lebih bersifat pengkajian kebijaksanaan dan bantuan teknik bagi Negara-negara berkembang yang membutuhkan.
Pada Konperensi UNCTAD VIII tersebut, telah menetapkan kebijakan dan kegiatan untuk memperkuat landasan UNCTAD, antara lain :
1. Kemitraan baru bagi pembangunan
2. Saling keterkaitan global
3. Arah pembangunan
4. Pembangunan berkelanjutan.
Kebijakan tersebut pada dasarnya merupakan perubahan strategi dari pola pendekatan lama yang cenderung bersifat konfrontatif dalam upaya memperjuangkan kepentingan Negara-negara berkembang vix-a-vis Negara-negara maju menjadi pola pendekatan baru yang diarahkan terhadap upaya peningkatan kerjasama multilateral melalui kemitraan bersama yang adil, bermanfaat dan saling bertanggung jawab.
Sebagaimana yang dirumuskan dalam Komitmen Cartagena, kebijakan dan kegiatan UNCTAD pasca UNCTAD VIII meskipun tetap memperhatikan masalah-masalah tradisional yang belum terselesaikan, menitikberatkan orientasinya pada :
a. Revitalisasi pembangunan, pertumbuhan dan perdagangan internasional melalui kerjasama multilateral;
b. Tantangan menghadapi kecenderungan perubahan struktural perekonomian mengupayakan penyelesaian masalah struktural dibidang komoditi;
c. Meningkatkan perdagangan internasional melalui pembukaan akses pasar yang lebih besar di Negara-negara maju;
d. Upaya meningkatkan pembangunan di Negara-negara berkembang yang terbelakang (least developed countries-LDCs).
Untuk mengupayakan terlaksananya orientasi kebijakan-kebijakan tersebut, UNCTAD VIII melakukan perubahan struktur dan membentuk 4 Komite Tetap (Standing Committee) dan 8 Kelompok Kerja Ad-Hoc (KKA) sebagai badan-badan subsider di bawah Dewan Perdagangan dan Pembangunan (TDB) UNCTAD.
Dalam Konperensi UNCTAD IX di Midrand, Afrika Selatan, tahun 1996, telah disetujui dokumen akhir Konferensi yang berjudul “ A Partnership for Growth and Development” dan sebuah deklarasi berjudul “Midrand Declaration”. Dokumen “A Partnership for Growth and Development” yang memuat tiga isu pokok yaitu :
a. Memajukan pertumbuhan dan pembangunan berkelanjutan dalam globalisasi dan liberalisasi ekonomi dunia.;
b. Sumbangan UNCTAD terhadap pembangunan berkelanjutan;
c. Program kerja UNCTAD di masa datang serta dampak kelembagaannya.

Sementara “Midrand Declaration” menekankan perlu dilanjutkannya semangat kemitraan bagi pembangunan dan diperkuatnya peranan UNCTAD di bidang perdagangan dan isu-isu yang terkait seperti investasi, teknologi, jasa-jasa dan pembangunan.
Konperensi UNCTAD IX memutuskan bahwa struktur kelembagaan UNCTAD terdiri dari Trade and Development Board/TDB, yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan aktivitas UNCTAD sesuai dengan prioritas yang telah disetujui dan mengkaji kegiatan kerjasama teknik UNCTAD. TDB diadakan secara regular setiap tahun dimana terdapat pula segmen tingkat tinggi (High-Level-Segment), disamping pertemuan tahunan TDB yang diadakan tiga kali setahun untuk masing-masing selama satu hari.
Di bawah TDB dibentuk tiga Komisi yaitu :
a. Komisi mengenai Perdagangan di Bidang Barang, Jasa-Jasa dan Komoditi;
b. Komisi tentang Investasi, Teknologi dan Isu-isu Keuangan terkait;
c. Komisi tentang Perusahaan, Fasilitasi Usaha dan Pembangunan.

Komisi-komisi akan melaksanakan pekerjaannya secara terpadu terhadap bidang-bidang yang menjadi kompetensinya. Masing-masing Komisi mengadakan pertemuan satu kali dalam setahun kecuali diputuskan lain oleh TDB. Komisi-komisi membentuk Pertemuan Para Ahli (PPA) sebagai forum pengkajian dan tukar menukar informasi serta pengalaman antar Negara mengenai berbagai masalah spesifik. Peserta PPA bertindak dalam kapasitas pribadi berasal dari kalangan akademisi, sektor pemerintah, swasta dan NGO serta diusulkan oleh pemerintah.
Negara-negara berkembang berusaha keras agar usaha-usaha untuk memperlemah pelaksanaan fungsi badan ini tidak sampai mengurangi relevansinya sebagai wadah yang memperjuangkan kepentingan Negara-negara berkembang, khususnya di bidang perdagangan dan pembangunan. Berbagai hasil kerja UNCTAD telah disebarluaskan ke seluruh dunia, diantaranya publikasi laporan tahunan UNCTAD yaitu : Trade and Development Report (TDR), World Investment Report (WIR) dan Least Developing Countries (LDCs) Report.




C. DAFTAR NEGARA-NEGARA ANGGOTA UNCTAD

NO NEGARA NO NEGARA

Bulgaria
Burkina Faso
Burundi
Cambodia
Cameroon
Canada
Cape Verde
Central African Republic
Chad
Chile
China
Colombia
Comoros
Congo
Costa Rica
Cote d’ Ivoire
Croatia
Cuba
Cyprus
Czech Republic
Democratic People’s Republic of Corea
Democratic Rep.of Congo
Denmark
Djibouti
Dominica
Dominican Rep. Ecuador
Egypt
El Salvador
Equatorial Guinea
Eritrea
Estonia
Ethiopia
Fiji
Finland
France
Gabon
Gambia
Georgia
Germany
Ghana
Greece
Grenada
Guatemala
Guinea
Guinea-Bissau
Guyana
Haiti
Holy See
Honduras
Hungary
Iceland
India
Indonesia
Iran (Islamic Rep. of)
Iraq
Ireland
Israel
Italy
Jamaica
Japan
Jordan
Kazakhstan
Kenya
Kiribati
Kuwait
Kyrgyzstan
Lao People’s
Democratic Rep. Latvia
Lebanon
Lesotho
Liberia
Libyan Arab Jamahiriya
Liechtenstein
Lithuania
Luxembourgh
Madagascar
Malawi
Malaysia
Maldives
Mali
Malta
Marshal Islands
Swaziland
Sweden
Switzerland
Syrian Arab Republic
Tajikistan
Thailand
Timor Leste
The Former Yugoslav
Republic of Macedonia
Togo
Tonga
Trinidad and Tobago
Tunisia
Turkey
Turkmenistan
Tuvalu
Uganda
Ukraine
United Arab Emirates
United Kingdom of Great
Britain and Northern Ireland
United Rep. of Tanzania
United States of America
Uruguay
Uzbekistan
Vanuatu
Venezuela
Vietnam
Yemen
Zambia
Zimbabwe







UNICEF
UNICEF adalah salah satu badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan pelayanan teknis, pembangunan kapasitas, advokasi, perumusan kebijakan, dan mempromosikan isu-isu mengenai anak.

UNICEF membantuk Indonesia pertama kali pada tahun 1948. Saat terjadi situasi darurat yang memerlukan penanganan cepat akibat kekeringan hebat di Lombok. Kerjasama resmi antara UNICEF dan pemerintah Indonesia dijalin pertama kali pada 1950. Prioritas awal UNICEF adalah memberikan pelayanan dan persediaan yang sangat diperlukan untuk memperbaiki kesehatan anak Indonesia dan keluarganya.

Selama lebih dari 60 tahun, UNICEF memainkan peranan penting dalam membantu pemerintah memajukan hidup anak-anak dan wanita. Bersama dengan mitra-mitranya UNICEF berhasil membantu mengembangkan dan melobi adopsi Undang-undang Perlindungan Anak 2002. Undang-undang ini akan menjadi landasan hikum bagi perlindungan hak anak.

Program-program UNICEF di Indonesia saat ini mencakup serangkaian isu seperti;
Kesehatan & Gizi
Pendidikan Dasar untuk semua
Perlindungan Anak
Memerangi HIV/Aids
Air & Kebersihan Lingkungan

Saat ini, fokus UNICEF adalah membantu pemerintah dalam melaksanakan Imunisasi Rutin bagi 4,7 juta bayi di seluruh Indonesia pada tahun 2009 untuk mendapatkan 7 vaksin dasar lengkap seperti; BCG, Polio, Diphtheria – Pertusis – Tetanus (DPT), Hepatitis B dan Campak. Tugas UNICEF adalah ikut memastikan bahwa seluruh bayi di Indonesia akan mendapatkan imunisasi secara lengkap tanpa ada yang terlewat.

Sejalan dengan keberadaan UNICEF di Indonesia, pada pertengahan tahun 2008 ini UNICEF meluncurkan ‘tagline’ (slogan) baru, yaitu “CINTAI ANAK INDONESIA” yang bertujuan untuk menggalang dukungan yang lebih luas bagi program-program kami serta mengajak masyarakat untuk lebih peduli kepada anak-anak Indonesia.

UNICEF banyak menerima dukungan dari tokoh-tokoh terkemuka di dunia seni, ilmu pengetahuan, sastra, hiburan, olahraga dan bidang-bidang kemasyarakatan lainnya untuk mendukung program-program kami bagi anak-anak di seluruh dunia. Reputasi, bakat dan kehadiran mereka membantu UNICEF dalam mengirimkan pesan kuat untuk menjangkau hati dan pikiran masyarakat. Kini saatnya kami pun membutukan dukungan Anda….

Let’s unite for children in Indonesia….. mari Cintai Anak Indonesia!
















UNCHR

KOMISARIAT TINGGI PBB
UNTUK URUSAN PENGUNGSI
Komisariat Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) memberikan perlindungan dan bantuan kepada pengungsi dunia. Berkantor pusat di Jenewa, Switzerland, organisasi ini dibentuk oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa dan mulai bekerja pada tahun 1951, membantu lebih dari satu juta pengungsi Eropa setelah Perang Dunia ke II usai.
Setelah dasawarsa berikutnya, jumlah orang yang keluar dari negara asalnya bertambah diseluruh dunia, dan mandatnya diperpanjang setiap lima tahun. Pada Desember 2003, Majelis Umum PBB memutuskan untuk merubah batas waktu mandat UNHCR tersebut sampai permasalahan pengungsi dapat diselesaikan. Pada awal tahun 2007 jumlah orang yang menjadi “perhatian” UNHCR adalah 32.9 juta orang di seluruh dunia, bertambah 58 persen dari tahun sebelumnya yang berjumlah 20.8 juta. Pertambahan ini sehubungan dengan bertambahnya jumlah pengungsi internal (IDP) dan orang-orang yang kehilangan kewarganegaraannya yang dibantu oleh UNHCR.
Orang-orang yang menjadi perhatian UNHCR tidak hanya pengungsi tetapi termasuk kelompok-kelompok yang memiliki hubungan seperti pencari suaka (asylum seeker), IDP, orang-orang tanpa kewarganegaraan (stateless person), dan pengungsi yang kembali ke Negara asalnya (returnee). Untuk IDP ada sekitar 25 juta orang di seluruh dunia.
Selama umur hidupnya, UNHCR telah membantu lebih dari 50 juta orang untuk memulai kehidupannya dengan sukses, dan telah memperoleh dua buah penghargaan Nobel untuk perdamaian dalam proses penanganannya di tahun 1954 dan 1981.
Komisaris Tinggi untuk Pengungsi Mr.Antόnio Guterres, mantan Perdana Menteri Portugal yang mulai menduduki jabatan sejak 15 Juni 2005. Ia merupakan Komisaris Tinggi UNHCR yang ke 10. Secara verbal beliau memberi laporan mengenai aspek-aspek koordinasi dari seluruh pekerjaan organisasi tersebut kepada Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC), dan mengajukan suatu laporan tertulis tahunan mengenai seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh UNHCR kepada Majelis Umum PBB. Program Komisaris Tinggi disetujui dan diawasi oleh Komite Eksekutif UNHCR yang saat ini terdiri dari 72 negara anggota.
Konvensi Jenewa tahun 1951 atau yang sering disebut sebagai anggaran dasar pembentukan kantor UNHCR, mendefinisikan pengungsi sebagai “orang yang pergi keluar dari negara dimana ia memiliki kewarganegaraan dikarenakan adanya rasa takut yang beralasan akan adanya penganiayaan yang beradasarkan atas ras, agama, kebangsaan, keanggotaan pada kelompok sosial tertentu atau pandangan politik sehingga orang tersebut tidak dapat atau karena rasa ketakutannya itu tidak bersedia menerima perlindungan dari negaranya”. Instrumen Hukum Regional seperti Konvensi OAU (Organization of African Unity) tahun 1969 dan Deklarasi Kartagena tahun 1984 di Amerika Latin memperluas mandat tersebut yaitu termasuk orang-orang yang lari dari negaranya karena perang atau konflik sipil.
Tanggung jawab utama UNHCR yang lebih dikenal sebagai ‘perlindungan internasional’, adalah untuk menjamin kehormatan hak dasar asasi manusia bagi pengungsi, termasuk haknya untuk mencari suaka dan menjamin bahwa tak seorangpun boleh dipulangkan secara paksa ke suatu negara di mana ia mempunyai alasan untuk takut akan penganiayaan. Organisasi mendukung diciptakannya perjanjian internasional untuk pengungsi, memantau ketaatan pemerintahan kepada hukum internasional serta memberi bantuan materi berupa makanan, air, tempat tinggal, dan perawatan medis bagi rakyat sipil dalam pelarian.
UNHCR juga mencarikan solusi permanen bagi pengungsi. Repatriasi Sukarela (Voluntary Repatriation) ke negara asalnya merupakan solusi yang diinginkan bagi sebagian besar pengungsi dunia. Namun demikian, hal ini tidak selalu dapat dilakukan dan dalam kasus tersebut UNHCR membantu orang-orang untuk membangun kehidupan mereka di tempat lain—apakah itu di negara tempat suaba (Local Integration) atau di negara ketiga yang mau menerima mereka (Resettlement).
UNHCR sewaktu-waktu diminta oleh Sekretaris Jenderal PBB untuk membantu orang-orang yang terpindahkan didalam negaranya sendiri dengan meningkatnya jumlah mereka sejak akhir Perang Dingin karena meningkatnya jumlah perang kesukuan dan perang saudara di seluruh dunia.
IDP tidak berpindah melewati lintas batas dari negaranya dan tidak dilindungi oleh konvensi internasional seperti halnya pengungsi yang keluar dari negaranya (refugee), namun kesulitan yang dihadapi kedua kelompok ini sering saling terkait khusunya selama pelaksanaan repatriasi, IDP sering dilakukan pada lokasi geografis yang sama sebagaimana pengembalian pengungsi. Diakhir tahun 2005 Badan Perserikatan Bangsa-bangsa dan badan khusus lainnya menyetujui untuk lebih berkoordinasi dan pendekatan terpadu untuk menangani masalah IDP. Dibawah pendekatan terpadu yang baru ini UNHCR akan menjadi suatu organisasi yang mengatur/mengawasi perlindungan dan tempat penampungan yang diperlukan oleh IDP, selain itu didalam mengkoordinasi dan mengelola setiap tenda-tenda yang didirikan, UNHCR telah berpartisipasi dalam lebih dari 30 operasi bantuan bagi pengungsi internal sejak tahun 1970an, termasuk di Timor, Sri Lanka, Republik Demokrasi Congo (DRC), Colombia, Afghanistan dan baru-baru ini Sudan diwilayah Darfur. Sampai dengan saat ini UNHCR telah membantu kira-kira 12.8 juta IDP di seluruh dunia.
Program-program UNHCR didanai oleh sumbangan sukarela yang terutama diperoleh dari pemerintah-pemerintah, dan juga dari kelompok-kelompok lain seperti individu/pribadi dan organisasi swasta. UNHCR menerima subsidi terbatas dari anggaran rutin PBB yang digunakan khusus untuk biaya administrasi.
Pada tahun 2008, anggaran UNHCR berjumlah US$1,64 Milyar, termasuk untuk program tambahan. Pada tahun 2007, bantuan dana utama datang dari Amerika Serikat ($367 juta), Jepang ($89 juta), Swedia ($85 Juta), Komisi Eropa ($84 juta) dan Belanda ($74 juta).
Per April 2008, UNHCR mempunyai 6,351 staf – termasuk pegawai tetap dan sementara - di 268 kantor perwakilannya di 117 negara. Lebih dari 86,8 persen dari jumlah ini berkerja di lapangan, sering di tempat-tempat terpencil dan berbahaya. Di antara program bantuan utama UNHCR sampai Maret tahun 2008 ini, yaitu proyek di Iraq, DRC, Republik Afrika Tengah/Chad/Darfur; Colombia, Somalia, Sri Lanka, Afghanistan, Liberia, Sudan Selatan dan Uganda. UNHCR uga terlibat dalam hal-hal yang berhubungan dengan perpindahan pengungsi, pencari suaka dan ekomoni migrant, dimana sebagian dari mereka menyebrangi batas negaranya, juga menyebangi Samudra Atlantic, Teluk Aden, dan Lautan Mediteranean dan perairan lainnya.
Sebagaimana krisis kemanusiaan menjadi lebih kompleks, maka UNHCR telah memperluas jumlah dan ragam kerjasama dengan organisasi lainnya termasuk dengan sesama saudara badan-badan PBB dan lebih dari 600 Lembaga Swadaya Masyarakat (Non-Goverment Organisation)












UNIDO (UNITED NATIONS INDUSTRIAL DEVELOPMENT ORGANIZATION )
UNIDO adalah organisasi khusus dalam united nations (PBB) di bidang pengembangan industri. Organisasi yang berkantor pusat di vienna,ibu kota Austria ini Tujuan utamanya adalah mempercepat pembangunan industri di Negara_negara berkembang dan Negara dengan ekonomi transisi.organisasi yang beranggotakan 173 negara ini bertanggung jawab untuk mendesain dan melaksanakan kerjasama teknis dalam rangka mendukung pembangunan industri yang berkelanjutan (sustainable industrial development) di negara-negara anggotanya, terutama negara berkembang dan negara dengan perekonomian dalam masa transisi.
1). bidang kegiatan UNIDO
UNIDO sebagai organisasi khusus PBB membidangi urusan perindustrian khususnya industri Negara-negara berkembang yang bertujuan mendorong industry Negara berkembang untuk mengentaskan kemiskinan ,globalisasi inklusif dan pelestarian lingkungan.

2). latar belakang didirikan UNIDO
Latar belakang UNIDO United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dapat diawali dengan serangkaian studi pada program industrialisasi yang pesat dari negara-negara berkembang oleh Sekretariat PBB di awal 1950-an atas permintaan Perserikatan Bangsa-Bangsa Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC). Penelitian ini memuncak dalam sebuah program bekerja pada industrialisasi dan produktivitas yang telah disusun oleh Sekretaris Jenderal PBB pada tahun 1956 dan diratifikasi tahun berikutnya oleh ECOSOC dan Majelis Umum. Pada saat itu, diusulkanlah badan khusus untuk menangani masalah khusus industrialisasi.
3). markas besar UNIDO
Telah di singgung sebelumnya organisasi yang khusus menangani industry ini bermarkas atau berkantor pusat di viena ibukota Negara Austria.
4). pemipin UNIDO
Semenjak didirikan hingga 1985 UNIDO telah dipimpin oleh dua orang UNIDO Executive Directors yakni Ibrahim helmi abdel-rahman dari mesir yang mengawali kepemimpinana atas UNIDO mulai 1967 sampai 1974 dan 1975-1985 abd-el rahman khane dari Algeria menggantikan Ibrahim helmi abdel-rahman sebagai UNIDO Executive Directors.
Setelah tahun 1985 sampai sekarang UNIDO dipimpin oleh UNIDO Directors-General yaitu pada tahun 1985–1992 oleh domingo L.siazon jr.dari Filipina, 1993–1997 Mauricio de maria ymauriciocampos dari meksiko ,1998–2005 carlos alfredo magarinos dari argentina dan mulai desember 2005 sampai sekarang adalah kandeh yumkella dari Sierra Leone.
5).keanggotaan indonesia dalam UNIDO
Pada 28 September 1950 indonesia resmi menjadi anggota PBB dan pada tahun 1967 Indonesia resmi menjadi anggota UNIDO sebagai organisasi internasional dari PBB. Sejak itu telah banyak bantuan UNIDO yang dinikmati Indonesia melalui beberapa kegiatan proyek kerjasama teknis terutama berkaitan dengan peningkatan kemampuan teknologi industri, peningkatan kualitas lingkungan, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan taraf hidup masyarakat.
6).instalasi indonesia yang mewakili indonesia UNIDO.
Departemen perindustian adalah instalasi resmi dari Indonesia yang menjadi anggota UNIDO sejak tahun 1967 sampai sekarang dan aktif didalamnya ,UNIDO juga memiliki UNIDO Representative di Indonesia yaitu Mr. Imran farooque yang beralamatkan di jalan thamrin kav 3 ,Menara Thamrin lantai 10 jakarta pusat.



DHL dan UNDP memulai program percontohan untuk penanganan bencana yang lebih efektif
• GARD akan mempersiapkan bandar udara jika terjadi bencana alam yang datang tiba-tiba
• Inisiatif strategis baru dari UNDP dan Deutsche Post DHL dalam bidang penanganan bencana
Jakarta, 13 Agustus 2009 – Deutsche Post DHL, kelompok usaha layanan logistik dan surat terkemuka di dunia, bersama anak perusahaannya DHL, dan United Nations Development Programme (UNDP) meningkatkan layanannya dalam bidang Penanganan Bencana (Disaster Management). Selain inisiatif tanggap bencana sebelumnya dan yang sudah ada saat ini, kedua pihak meluncurkan modul baru terkait dengan inisiatif tanggap bencana. GARD, yang merupakan singkatan dari “Get Airports Ready for Disaster”, merupakan suatu inisiatif penting untuk meningkatkan upaya penanganan bencana di seluruh dunia secara lebih efektif. Dua proyek percontohan baru saja diselesaikan dengan sukses di bandar udara Makassar dan Palu, dan hal ini menandai dimulainya program GARD di seluruh dunia. Pada tahun 2009 dan 2010, tim GARD DHL berencana untuk mengadakan program pelatihan on-site serta meningkatkan evaluasi kapasitas di bandar udara lainnya yang terletak di daerah-daerah rawan bencana di wilayah Asia dan Amerika.
“Ketika DHL Disaster Response Teams tiba di lokasi bencana alam, kami menyadari sebagian besar bandar udara dipenuhi dengan peningkatan kargo yang berisi bantuan serta dukungan bantuan lainnya. Selain menanggulangi bencana, bandar-bandar udara ini harus berkoordinasi terkait dengan berbagai bantuan yang datang dari negara-negara lain. Oleh karena itu, mengantarkan bantuan ke masyarakat yang terkena bencana akan menjadi lebih cepat dan efektif jika bandar udara siap menghadapi bencana alam yang datang tiba-tiba dan inilah penggerak utama program GARD kami,” kata Matt Hemy, Vice President Security & Crisis Management, DHL Express Asia Pasifik dan Ketua Program GARD.
Program percontohan GARD dimulai di dua bandar udara yaitu di Makassar dan Palu pada awal Agustus 2009. Para anggota tim telah melakukan persiapan selama berbulan-bulan sejak dimulainya program percontohan tersebut dan dimulailah pekerjaan mereka termasuk bertemu dengan organisasi mitra, UNDP, menjalin hubungan dengan Pemerintah Indonesia serta organisasi-organisasi terkait untuk penanganan bencana sekaligus menyampaikan informasi kepada pihak-pihak berwenang di kedua bandar udara tersebut. “Semua itu, ditambah dengan pra-evaluasi program itu sendiri memerlukan persiapan yang cukup banyak dan mengumpulkan informasi sangat detil,” kata Matt Hemy.
Program GARD menggunakan pendekatan train-the-trainer. Di Indonesia, tim kecil GARD melatih tiga pakar DHL setempat – yang semuanya adalah relawan — yang kemudian bergabung dengan tim pelatihan untuk bekerja sama dengan sekitar 17 trainee (pihak yang berwenang di bandar udara, anggota operasional bandar udara dan badan penanggulangan bencana) di bandar udara Makassar dan Palu. Setelah mengevaluasi program percontohan seminggu tersebut, kedua bandar udara tidak saja memiliki personel terlatih, namun yang lebih penting lagi, memiliki laporan rinci yang berisi informasi penting untuk membantu operasi penanganan bencana. Airport Surge Capacity Assessment (ASCA) telah diidentifikasi sebagai alat untuk mengetahui peningkatan kapasitas* bandar udara untuk operasi penanganan pasca bencana. Laporan tersebut merupakan hasil dari penilaian serta memberikan rekomendasi untuk operasi penanganan bandar udara.
Note:
* Peningkatan kapasitas mengacu kepada kemampuan bandar udara untuk menghadapi peningkatan pengiriman bantuan bencana secara tiba-tiba.
Setelah gempa bumi, badai tropis dan banjir, bantuan datang terutama dari masyarakat internasional, dan hal ini berarti bantuan tenaga dan barang mengalir menuju bandar udara daerah. Bandar udara tersebut akan dipenuhi dengan makanan, air dalam kemasan, peralatan medis serta tenda dalam jumlah besar yang meningkat secara tiba-tiba dari seluruh dunia. Inilah saat di mana DHL Disaster Response Teams (DRT) dan keahlian logistiknya memegang peranan dan juga merupakan saat di mana program GARD akan dimulai. Program ini, yang dikembangkan bersama-sama dengan UNDP, mempersiapkan bandar udara dan masyarakat dengan lebih baik dengan memeriksa kemampuan, kebutuhan koordinasi, dan semua rincian yang dapat membantu merumuskan rencana penanggulanganyang luas.
“Meskipun wilayah Jayapura belum pernah mengalami bencana sesering daerah lain di Papua, Bandar Udara Sentani memiliki peranan penting saat terjadi bencana karena fasilitas Angkatan Udara Republik Indonesia terletak di bandar udara tersebut,” kata Jusuf Bawan, salah satu trainee dari Bandar Udara Sentani, Jayapura, Papua. “Pelatihan ini akan meningkatkan upaya koordinasi dan hubungan kami dengan Angkatan Udara Republik Indonesia. Di samping itu, Bandar Udara Sentani memiliki kapasitas yang lebih besar dibandingkan dengan bandar udara lain di Papua, serta adanya fasilitas tambahan yang dimiliki oleh Angkatan Udara Republik Indonesia. Selain itu, dengan kemampuan Bandar Udara Sentani untuk menjadi sebuah hub untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan, kami mampu membuat strategi yang baik saat terjadi bencana.”
Indonesia adalah salah satu negara paling rawan bencana di dunia. Oleh karena itu, UNDP berkomitmen mendukung pemerintah Indonesia dalam mengurangi risiko bencana. “Didukung oleh pemerintah Inggris dan Australia, kami telah memulai Safer Communities through Disaster Risk Reduction in Development Programme yang memungkinkan kami untuk mendukung inisiatif yang inovatif seperti GARD, ” kata Kristanto Sinandang, Ketua Unit Pencegahan dan Pemulihan Krisis dari UNDP. “Kemitraan dengan DHL ini adalah salah satu upaya kami untuk mengikutsertakan Disaster Risk Reduction ke dalam sektor transportasi. Dalam waktu dekat ini, kami berharap dapat mengembangkan inisiatif yang sama di sektor-sektor lain.”
Matt Hemy yakin bahwa pengetahuan yang meningkat tentang bandar udara serta fasilitas and kapasitasnya akan sangat membantu – dan ia memahami bahwa semua ini dapat terlihat berbeda setelah bencana alam melanda dan semua hal tak terduga yang terjadi. “Namun kesempatan terbuka lebih besar bagi kami untuk membantu secara lebih efisien untuk mengantarkan bantuan kepada masyarakat yang sangat membutuhkannya.”
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
• DHL Asia Pacific / EEMEA
Anita Gupta
Tel: +65 6216 6290
Fax: +65 6216 6603
Email: APEEMEACorpCommunications@dhl.com
• UNDP Indonesia
Communications Officer
Olenka Priyadarsani
Tel: +62 (0)21 3141308
E-mail: olenka.priyadarsani@undp.org
• Cognito Communications Counsellors
Jenny Suriahayani
Tel: +62 (0)21 739 9928 (hunting)
E-mail: jenny@cognito.co.id
Tentang DHL – The logistics company for the world
DHL adalah pemimpin pasar global dalam industri logistik dan “The Logistics company for the world.” DHL mengkhususkan keahliannya dalam layanan ekspres internasional, angkutan laut dan udara, transportasi darat dan kereta api, logistik kontrak serta pengiriman surat internasional. Jaringan global di lebih dari 220 negara dan kawasan serta 310.000 karyawan di seluruh dunia menawarkan kualitas layanan terbaik dan pengetahuan lokal kepada pelanggan guna memenuhi kebutuhan jaringan suplai mereka. DHL menerima tanggung jawab sosialnya dengan mendukung perlindungan iklim, manajemen bencana serta pendidikan.
DHL adalah bagian dari Deutsche Post DHL. Grup perusahaan tersebut menghasilkan keuntungan lebih dari 54 milyar Euro pada tahun 2008.

Tentang UNDP
UNDP adalah jaringan pembangunan global PBB, yang memberikan advokasi untuk perubahan dan menghubungkan berbagai negara untuk pengetahuan, pengalaman dan sumber daya yang dapat membantu masyarakat membangun kehidupan yang lebih baik. Kami berada di 166 negara, bekerja sama dengan negara-negara tersebut dengan solusi mereka sendiri untuk menghadapi tantangan pembangunan nasional dan global. Karena mereka membangun kapasitas lokal, mereka mendekatkan diri kepada UNDP dan berbagai mitra kami.

UNITER
Grup pemersatu mengkhususkan diri dalam penyediaan layanan TI di seluruh Inggris dan Irlandia untuk pengguna korporat dan rumah. Kami juga bekerja sama dengan mitra saluran, system integrator, agen outsourcing dan penyedia fasilitas manajemen, memberikan berbagai sumber tunggal mendukung solusi TI.

Pemersatu Group adalah penyedia saluran berbasis layanan dukungan dengan pemahaman tak tertandingi persyaratan reseller. Kami mengadakan akreditasi dengan semua produsen utama TI, pencetakan dan sistem EPOS dan menawarkan sumber daya teknis yang lengkap dengan harga yang bersaing. Kami memiliki satu fokus yang berpikiran pada kebutuhan meeting service level dan pelanggan, vendor sepenuhnya independen yang tidak memiliki konflik yang kompetitif, selalu memberikan solusi yang paling efektif dan tidak bias.

24 / 7 dukungan yang diberikan kepada nasabah di seluruh Inggris dan Eropa oleh kami state-of contact center-the-art dikelola oleh spesialis menggunakan database pengetahuan yang luas yang memungkinkan lebih dari 80% dari semua masalah harus diselesaikan selama panggilan awal. Hal ini didukung oleh para insinyur berlokasi strategis, yang semuanya dilengkapi dengan perangkat komunikasi mobile terbaru dan keamanan diperiksa untuk memenuhi persyaratan lokasi seperti HMP Penjara dan fasilitas Pemerintah lainnya.

Berkomitmen untuk memberikan solusi dukungan teknis yang menambah nilai tak tertandingi kepada pelanggan serta pencapaian memperbaiki waktu tercepat. ISO9001 akreditasi juga menjamin Anda tentang pengerjaan yang terbaik setiap saat.

Grup pemersatu menyediakan berbagai layanan konsultasi tambahan dari Biaya Total Kepemilikan konsultasi, komisioning, instalasi dan pelatihan pengguna melalui garansi dan dukungan pasca garansi, konsumsi dan pelepasan untuk memenuhi Limbah Listrik dan Electronic Equipment (WEEE) Directive.








FAO
Misi dari Departemen Perikanan dan Akuakultur dari FAO untuk memfasilitasi dan menjamin pembangunan berkelanjutan jangka panjang dan pemanfaatan perikanan dunia dan akuakultur. FAO sangat menyadari peran sosial dan ekonomi penting yang dimainkan oleh dua sektor dalam:
1. Rapat ketahanan pangan global dan nasional yang berkelanjutan.
2. Menyediakan lapangan kerja diri dan dibayar untuk masyarakat nelayan dan akuakultur terkait sebagai cara untuk mengurangi kemiskinan di komunitas nelayan dan stemming pedesaan / drift perkotaan.
3. Berkontribusi untuk perdagangan nasional dan internasional.
4. Menghasilkan pendapatan nasional.
Mendasari tujuan-tujuan sosial dan ekonomi dasar adalah kebutuhan untuk perikanan dan budidaya harus dikelola secara bertanggung jawab. Ini berarti mencegah overfishing, mempromosikan perikanan budidaya yang berkelanjutan, koordinasi dan pengiriman penelitian yang efektif dan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya perempuan untuk tugas-tugas yang banyak FAO Anggota tidak sepenuhnya siap. Departemen Budidaya Perikanan dan oleh karena itu memberikan, atas permintaan Anggota, bantuan teknis dalam semua aspek manajemen perikanan dan akuakultur dan pembangunan.
Fungsi Utama
Departemen mempromosikan kebijakan dan strategi yang bertujuan pembangunan berkelanjutan dan bertanggung jawab perikanan dan akuakultur di daratan dan perairan laut. Untuk tujuan ini, Departemen menyediakan forum diskusi, informasi, kerangka hukum dan kebijakan, kode dan pedoman, pilihan untuk strategi, saran ilmiah, materi pelatihan, dll Untuk itu:
* Ini mengumpulkan, menganalisa dan menyebarkan informasi mengenai operasi sektor (menangkap, produksi, nilai, harga, armada, sistem pertanian, pekerjaan).
* Ini mengembangkan metodologi, menilai dan memantau keadaan sumber daya alam dan sumber daya manajemen menguraikan nasihat.
* Ini memantau dan memberikan nasihat pada pengembangan dan pengelolaan akuakultur.
* Ini menyediakan analisis sosio-ekonomi perikanan dan akuakultur dan membantu dalam elaborasi dari kebijakan pembangunan dan manajemen dan strategi dan lembaga.
* Mendukung dan membantu jaringan komisi perikanan regional dan mempromosikan jaringan akuakultur.
Dalam mandat yang diberikan oleh FAO Pemerintahan Badan, Dinas Perikanan dan Budidaya berkomitmen untuk bekerja sama dengan anggotanya, dan untuk menempa lebih dekat dan lebih efektif kemitraan dengan lembaga-lembaga nasional dan internasional, akademisi, sektor swasta dan masyarakat sipil untuk mencapai berkelanjutan jangka panjang hasil di sektor perikanan.
Departemen Perikanan dan Budidaya memiliki komitmen untuk tim bekerja dalam semangat kerjasama dan keterbukaan sambil membangun pada prestasi masa lalu; membina lingkungan multi-budaya yang stabil dan masyarakat berorientasi, menghargai perbedaan pendapat dan pandangan minoritas; kesadaran gender, dan kepercayaan pribadi.
















Imf
Dana Moneter Internasional (IMF) adalah organisasi dari 187 negara, bekerja untuk meningkatkan kerjasama keuangan global, stabilitas keuangan aman, memfasilitasi perdagangan internasional, mempromosikan kerja tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan mengurangi kemiskinan di seluruh dunia.
Kerjasama dan rekonstruksi (1944-1971)

Konten multimedia pada halaman ini tidak dapat dicetak.

Untuk melihat halaman ini anda harus memiliki Flash Player 8 + dukungan dan JavaScript.

Kata kunci: IMF, Tentang IMF
Dapatkan Adobe Flash player

Video (2:38): Sebuah era baru kerjasama ekonomi dimulai pada Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944
Link Terkait

* IMF kronologi
* Bretton Woods konferensi
* Pendiri IMF
John Maynard Keynes *
* Harry Dexter White
* Bretton Woods sistem
* Penciptaan SDR
* IMF Artikel Persetujuan
* IMF-Bank Dunia perpustakaan
* Daftar IMF mengelola direksi
* Krisis Suez

Selama Depresi Besar pada tahun 1930-an, negara-negara berusaha untuk menopang perekonomian mereka gagal dengan tajam meningkatkan hambatan untuk perdagangan luar negeri, devaluasi mata uang mereka untuk bersaing terhadap satu sama lain untuk pasar ekspor, dan membatasi kebebasan warga negara mereka untuk memegang valuta asing. Upaya ini terbukti menjadi diri sendiri. Perdagangan dunia menurun tajam (lihat grafik di bawah), dan pekerjaan dan standar hidup anjlok di banyak negara.

Ini kerusakan dalam kerjasama moneter internasional yang dipimpin pendiri IMF untuk merencanakan sebuah institusi bertugas mengawasi sistem internasional-moneter sistem nilai tukar dan pembayaran internasional yang memungkinkan negara dan warga negara mereka untuk membeli barang dan jasa dari satu sama lain. Entitas global baru akan menjamin stabilitas nilai tukar dan mendorong negara-negara anggotanya untuk menghilangkan pembatasan pertukaran yang menghambat perdagangan.

IMF
Perjanjian Bretton Woods

IMF dikandung pada bulan Juli 1944, ketika wakil-wakil dari 45 pertemuan negara-negara di kota Bretton Woods, New Hampshire, di Amerika Serikat timur laut, menyetujui kerangka kerja untuk kerjasama ekonomi internasional, yang akan didirikan setelah Perang Dunia Kedua. Mereka percaya bahwa kerangka tersebut diperlukan untuk menghindari pengulangan dari kebijakan ekonomi bencana yang telah berkontribusi pada Depresi Besar.

IMF muncul resmi pada bulan Desember 1945, ketika pertama 29 negara anggota menandatangani Perjanjian Anggaran. Hal ini mulai beroperasi pada tanggal 1 Maret 1947. Belakangan tahun itu, Prancis menjadi negara pertama yang meminjam dari IMF.

Keanggotaan IMF mulai berkembang di akhir 1950-an dan selama 1960-an sebagai banyak negara Afrika menjadi independen dan diterapkan untuk keanggotaan. Tapi Perang Dingin terbatas keanggotaan IMF, dengan kebanyakan negara di lingkup pengaruh Soviet tidak bergabung.

Nilai nominal sistem

Negara-negara yang bergabung dengan IMF antara tahun 1945 dan 1971 sepakat untuk menjaga tingkat nilai tukar mereka (nilai dari mata uang mereka dalam bentuk dolar AS dan, dalam kasus Amerika Serikat, nilai dolar dalam hal emas) dipatok pada tarif yang dapat disesuaikan hanya untuk memperbaiki "ketidakseimbangan fundamental" dalam neraca pembayaran, dan hanya dengan persetujuan IMF. Sistem nilai nominal-juga dikenal sebagai sistem Bretton Woods-menang sampai tahun 1971, ketika pemerintah AS menunda konvertibilitas dolar (dan dollar cadangan yang dipegang oleh pemerintah lain) menjadi emas.
WORLD BLANK
Bank Dunia adalah sumber penting bantuan keuangan dan teknis untuk negara-negara berkembang di seluruh dunia. Misi kami adalah untuk memerangi kemiskinan dengan semangat dan profesionalisme untuk hasil yang abadi dan untuk membantu orang membantu diri mereka sendiri dan lingkungan mereka dengan menyediakan sumber daya, berbagi pengetahuan, peningkatan kapasitas dan membangun kemitraan di sektor publik dan swasta.

Kami bukan bank di akal sehat, kita terdiri dari dua lembaga pembangunan yang unik yang dimiliki oleh 187 negara anggota: Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD) dan International Development Association (IDA).

Masing-masing lembaga memainkan peran yang berbeda tetapi kolaboratif dalam memajukan visi globalisasi yang inklusif dan berkesinambungan. IBRD bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di tengah-pendapatan dan negara-negara miskin kredit, sedangkan IDA berfokus pada negara-negara termiskin di dunia.

Pekerjaan mereka dilengkapi oleh International Finance Corporation (IFC), Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) dan Pusat Internasional untuk Penyelesaian Perselisihan Investasi (ICSID).

Bersama, kami menyediakan pinjaman berbunga rendah, kredit bebas bunga dan hibah kepada negara-negara berkembang untuk berbagai macam tujuan yang mencakup investasi di bidang pendidikan, kesehatan, administrasi publik, infrastruktur, pengembangan sektor keuangan dan swasta, pertanian dan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan .

Bank Dunia, didirikan pada tahun 1944, berkantor pusat di Washington, DC Kami memiliki lebih dari 10.000 karyawan di lebih dari 100 kantor di seluruh dunia.

Inovasi dari Dalam

Untuk memastikan negara terus memiliki akses ke keahlian global terbaik dan pengetahuan mutakhir, Kelompok Bank Dunia adalah merevisi program untuk membantu orang miskin, serta jangkauan pilihan pembiayaan, untuk memenuhi menekan prioritas pembangunan.

Pilar dari upaya ini meliputi:

Hasil *: Bersama, kita terus mempertajam fokus kami untuk membantu negara-negara berkembang memberikan hasil yang dapat diukur.
* Reformasi: reformasi baru di Kelompok Bank Dunia yang bertujuan untuk meningkatkan setiap aspek pekerjaan kami: proyek jalan dirancang (kredit investasi), bagaimana informasi yang tersedia (akses informasi), dan bagaimana staf kami yang dikerahkan untuk membantu terbaik pemerintah dan masyarakat (desentralisasi).

UNESCO
Kantor tonggak

Negara pendekatan pemrograman

Pada akhir tahun 2007, Kantor menghasilkan Indonesia pertama - UNESCO Country Programming Document (I-UCPD) untuk periode 2008 - 2011.

Dokumen ini telah dikembangkan melalui proses konsultatif dan bekerjasama erat dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO. Hal ini disusun berdasarkan analisis isu utama negara pembangunan dan tantangan, prioritas nasional dan strategi dijabarkan dalam berbagai laporan nasional, penilaian negara dan publikasi lain yang relevan.

Analisis meja belajar semakin diperkaya oleh hasil dua lokakarya konsultasi dengan para pemangku kepentingan utama (departemen dan instansi pemerintah), dan melalui pembicaraan langsung dengan pejabat Pemerintah yang bersangkutan.

Dokumen ini berfungsi sebagai dasar konsolidasi untuk dukungan UNESCO untuk, dan kerjasama dengan Indonesia, yang ditujukan untuk mempercepat terwujudnya tujuan nasional dan komitmen terhadap Millenium Development Goals, dalam kolaborasi dan selaras dengan instansi PBB lainnya dan mitra. Ini rincian bantuan strategis UNESCO dalam dan rencana masa lalu, sekarang untuk masa depan dalam mendukung Pemerintah Indonesia dalam bidang kompetensi UNESCO.

Kantor saat ini mengkoordinasikan pengembangan lainnya UNESCO Country Programming Document di Timor Leste dan Filipina.
Indonesia - UNESCO Country Programming Document (I-UCPD) 2008-2011
(PDF 3.01MB)
Laporan Tahunan 2008 UNESCO Kantor-Jakarta
(PDF 14.09MB)
Kantor UNESCO-Jakarta Program Prioritas

Kontak
Mr Hubert GIJZEN

* Direktur dan Perwakilan

Lebih
Alamat Kantor UNESCO di Jakarta







WHO
The Who adalah grup musik rock Inggris yang dibentuk pada tahun 1964. Formasi utama terdiri dari vokalis Roger Daltrey, gitaris Pete Townshend, pemain bas John Entwistle, dan pemain drum Keith Moon. Mereka dikenal dengan konser-konser yang energetik, termasuk perintis tontonan penghancuran instrumen di atas panggung.[1][2] The Who telah menjual lebih dari 100 juta keping rekaman, dan sukses menempatkan 27 singel ke dalam urutan tangga lagu Top 40 di Britania Raya dan Amerika Serikat, serta 17 album dalam tangga album Top 10. Di Amerika Serikat, mereka pernah menerima 18 piringan emas, 12 platina, dan 5 multiplatina untuk kelarisan album-album mereka.The Who naik ke puncak ketenaran di Britania Raya dengan serangkaian singel yang masuk urutan 10 teratas tangga lagu, dimulai Januari 1965 dengan lagu "I Can't Explain". Kepopuleran The Who sebagian di antaranya dibantu dengan adanya pemutaran lagu-lagu mereka oleh radio-radio gelap seperti Radio Caroline. Mereka melanjutkannya dengan album My Generation (1965), A Quick One (1966), dan The Who Sell Out (1967). Album My Generation dan A Quick One masuk dalam urutan 5 teratas tangga album Britania. Lagu pertama mereka yang sampai di Top 40 Amerika Serikat adalah "Happy Jack" diikuti "I Can See for Miles" yang masuk dalam Top 10 pada tahun yang sama. Mereka sampai di puncak kepopuleran dengan konser mengesankan di festival musik Monterey[3] dan Festival Woodstock[4] Album Tommy (1969) merupakan awal dari rangkaian album top 10 mereka di Amerika Serikat, diikuti Live at Leeds (1970), Who's Next (1971), Quadrophenia (1973), The Who By Numbers (1975), Who Are You (1978), dan The Kids Are Alright (1979).The Who ditinggalkan oleh pemain drum Keith Moon yang meninggal dunia pada tahun 1978 dalam usia 32 tahun. Bersama pemain drum pengganti Kenney Jones, The Who merilis dua album studio sebelum akhirnya bubar pada tahun 1983. Album Face Dances (1981) masuk di urutan 5 teratas Amerika Serikat dan Britania, sementara It's Hard (1982) masuk di urutan 5 teratas tangga album Amerika Serikat. Mereka hanya melakukan reuni untuk peristiwa-peristiwa besar seperti Live Aid dan tur-tur reuni seperti tur ulang tahun ke-25 pada tahun 1989, dan tur Quadrophenia tahun 1996 dan 1997. Pada tahun 2000, tiga anggota The Who yang tersisa, membahas kemungkinan rekaman sebuah album dengan materi baru, namun rencana mereka untuk sementara batal akibat meninggalnya pemain bas John Entwistle (57 tahun) pada 2002. Townshend dan Daltrey terus melanjutkan nama The Who, dan mereka merilis album studio Endless Wire pada tahun 2006, dan masuk ke urutan 10 teratas di Amerika Serikat dan Britania Raya.The Who diabadikan di dalam museum Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 1990.[4][5] Pameran tentang mereka di dalam museum mengenang band ini sebagai "Penantang utama, dalam pandangan banyak orang, untuk gelar Band Rock Terbesar Dunia."[6] Mengenai masa-masa The Who sebagai kuartet, Harian Los Angeles Times menyebut mereka sebagai "rival The Beatles, Bob Dylan, dan The Rolling Stones sebagai suara remaja dalam musik rock yang paling utama."[7] Time Magazine memuji pada tahun 1979, "Tidak ada grup lain yang pernah mengeksplorasi rock sejauh itu, atau menuntut begitu banyak darinya."[8] Mereka menerima Penghargaan Pencapaian Seumur Hidup dari Industri Fonografi Britania (BPI) pada tahun 1988,[9] dan dari Grammy Foundation pada 2001.[10] Townshend dan Daltrey pada tahun 2008 menerima penghargaan dalam acara tahunan Kennedy Center Honors ke-31.[11]
ILO
ILO adalah organisasi internasional yang bertanggung jawab untuk menyusun dan mengawasi standar buruh internasional. Ini adalah 'tripartit' satu-satunya lembaga PBB yang membawa bersama-sama wakil pemerintah, pengusaha dan pekerja untuk bersama-sama membentuk kebijakan dan program mempromosikan Pekerjaan yang Layak untuk semua. Pengaturan unik ini memberikan ILO kelebihan dalam pengetahuan 'dunia nyata' menggabungkan tentang kerja dan pekerjaan.
Mendasari pekerjaan ILO adalah pentingnya kerjasama antara pemerintah dan pengusaha dan pekerja organisasi dalam membina kemajuan sosial dan ekonomi.

ILO bertujuan untuk memastikan bahwa melayani kebutuhan kerja perempuan dan laki-laki dengan membawa bersama-sama pemerintah, pengusaha dan pekerja untuk menetapkan standar tenaga kerja, mengembangkan kebijakan dan merancang program. Struktur sangat dari ILO, di mana para pekerja dan pengusaha bersama-sama memiliki suara yang sama dengan pemerintah dalam langkah-langkahnya, menunjukkan dialog sosial dalam tindakan. Ini memastikan bahwa pandangan dari mitra sosial erat tercermin dalam standar perburuhan ILO, kebijakan dan program.

ILO mendorong ini tripartisme dalam konstituen dan negara anggotanya dengan mempromosikan dialog sosial antara serikat pekerja dan pengusaha dalam merumuskan, dan jika perlu, menerapkan kebijakan nasional tentang isu-isu lain sosial, ekonomi, dan banyak.

ILO menyelesaikan pekerjaan melalui tiga badan utama (The tenaga kerja Konferensi Internasional, badan Pemerintahan dan Kantor) yang terdiri dari pemerintah, pengusaha dan perwakilan pekerja.

Pekerjaan Badan Pengurus dan Kantor dibantu oleh komite tripartit yang meliputi industri-industri besar. Hal ini juga didukung oleh komite para ahli mengenai hal-hal seperti pelatihan kejuruan, pengembangan manajemen, keselamatan dan kesehatan, hubungan industrial, pendidikan pekerja, dan masalah-masalah khusus perempuan dan pekerja muda.

Pertemuan Wilayah Negara anggota ILO yang diadakan secara berkala untuk memeriksa hal ikhwal kepentingan khusus ke daerah yang bersangkutan.







IDA
International Development Asso-ciation (IDA) adalah bagian dari Bank Dunia yang membantu negara-negara termiskin di dunia. Didirikan pada tahun 1960, IDA bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dengan memberikan kredit tanpa bunga dan hibah untuk program-program yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mengurangi kesenjangan dan meningkatkan kondisi kehidupan rakyat.
International Development Association (IDA) adalah bagian dari Bank Dunia yang membantu negara-negara termiskin di dunia.

IDA melengkapi lainnya pinjaman Bank Dunia lengan-Bank Internasional untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (IBRD)-yang melayani negara-negara berpenghasilan menengah dengan investasi modal dan jasa konsultasi. IBRD dan IDA berbagi staf yang sama dan markas dan mengevaluasi proyek dengan standar yang ketat yang sama.

IDA merupakan salah satu sumber terbesar bantuan untuk 79 di dunia negara-negara termiskin, 39 di antaranya berada di Afrika. Ini adalah sumber terbesar dana donor untuk pelayanan sosial dasar di negara-negara termiskin.

IDA meminjamkan uang (dikenal sebagai kredit) dengan syarat lunak. Ini berarti bahwa kredit IDA tidak memiliki biaya bunga dan pengembalian yang membentang lebih dari 35 sampai 40 tahun, termasuk masa tenggang 10 tahun. IDA juga memberikan hibah untuk negara yang terancam tertekan utang.

Sejak awal, kredit IDA dan hibah telah mencapai US $ 222 miliar, rata-rata US $ 13 miliar per tahun dalam beberapa tahun terakhir dan mengarahkan bagian terbesar, sekitar 50 persen, ke Afrika.





Ifc
IFC Visi, Nilai, & Tujuan

Visi kami adalah bahwa orang harus memiliki kesempatan untuk keluar dari kemiskinan dan memperbaiki kehidupan mereka.

Nilai-nilai kita yang terbaik, komitmen, integritas, dan kerja sama tim.

Tujuan IFC adalah untuk menciptakan kesempatan bagi masyarakat untuk keluar dari kemiskinan dan meningkatkan kehidupan mereka dengan

* Mempromosikan pasar terbuka dan kompetitif di negara berkembang
* Mendukung perusahaan dan mitra dari sektor swasta di mana ada celah
* Membantu menghasilkan pekerjaan yang produktif dan memberikan layanan penting untuk terlayani
* katalis dan memobilisasi sumber-sumber pembiayaan untuk pengembangan usaha swasta

Untuk mencapai Tujuan, IFC menawarkan solusi-dampak pembangunan melalui intervensi tingkat perusahaan (investasi langsung, jasa konsultasi, dan IFC Perusahaan Pengelola Aset), penetapan standar, dan bisnis yang memungkinkan lingkungan kerja.

Bersama kami Misi

IFC, sebagai badan sektor swasta dari Kelompok Bank Dunia, saham misinya:


Untuk memerangi kemiskinan dengan gairah dan profesionalisme
untuk hasil yang abadi. Untuk membantu masyarakat untuk mandiri
serta lingkungan dengan menyediakan sumber daya,
berbagi pengetahuan, peningkatan kapasitas, dan
menempa kemitraan di sektor publik dan swasta.


ICAO EMBLEM AND ITS HISTORY
by Albert Peisser
The International Civil Aviation Organization ICAO was established in 1944 by
52 nations whose aim was to assure the safe, orderly and economic development of
international air transport. This article outlines the history of the emblems, which have
been used by TCAO until the present time. The origins ofthe United Nations emblem are
also provided hereafter, as it constitutes the basis ofthe ICAO emblem.
HISTORY OF TILE UN EMBLEM
The story of the United Nations emblem started with the symbol
created by the Presentation Branch of the United States Office of
Strategic Services in April 1945 in response to a request for a lapel pin
to be designed for the "United Nations Conference on International
Organization" to be held in San Francisco. Among the various designs
that came out, an azimuthally equidistant projection of the world map
centred on the North Pole and showing all countries in a circle with a
Figure 1 softening touch of crossed branches of olive was retained as the
unofficial emblem Figure 1 and appeared on the original copy of the
UN Charter signed on 26 June 1945 and on early UN documents. The projection of the
map extends 400 South Latitude and includes four concaitric circles. It should be noted
that the 100thi meridian west of Greenwich was made the vertical axis of the projection.
The first Secretary General of the United Nations, Mr. Trygve Lie, submifted a
report to the First Session of the UN General Assembly held in 1946, which suggested
the adoption of an emblem for the United Nations. The Sixth Committee, responsible for
legal questions, brought several modifications to the original design which had been used
at San Francisco to include all the countries to the sixtieth parallel and to make the
Greenwich meridian as vertical axis in order to avoid the truncation of countries and to
represent them as far as possible in their proper relationship to the cardinal points. The
present distinctive emblem of the United Nations Figure 2 was approved by Resolution
92-0 on 7 December 1946 by the First Session of the UN General Assembly, held in
New York.
DESCRIPTION OF THE UN EMBLEM
The design adopted for the UN emblem may be described as
follows: a map of the world on a north polar azimuthally equidistant
projection inscribed in a wreath of crossed conventional branches of au
olive tree; the projection extends to 60 de’ees south latitude and
includes five concentric circles, all except the central circle being
divided into octants, with the Greenwich meridian as the lower vertical
axis. The two symbols composing the UN emblem are the alive branch, Fe 2
which can be traced back to ancient Greece as a symbol ofpeace and the
world map, which depicts the area of concern to the United Nations in achieving its
primary intended purpose of maintaining international peace and security. The map
projection, occasionally referred to as Guillaume Postel’s projection, represents the world
somewhat as a round stadium in which all nations are assembled. The design possesses
the essential requirements of simplicity and dignity, as well as an aesthetic quality, which
have enabled it to survive with a considerable measure of success as an effective interna
tional symbol enjoying global acceptance.












ICAO EARLY EMBLEMS
Since 1946, two versions of early emblems Figures 3 and 4, with a design
showing the eastern and western hemispheres between a pair of wings, were used by
ICAO on conference badges and publications. The design of Figure 3 was also embodied
in the seal of the Organization Figure 5.
In October 1950, these early designs were
substituted by other similar emblems Figures 6 and 7,
which were a combination of the early designs with
four concentric circles, all being divided into octants,
inscribed in a wreath of crossed conventional branches
of olive tree, and therefore show similarities with the
emblem ofthe United Nations.
Further to a request from ICAO to standardize the emblems of the Specialized
Agencies, the Preparatory Committee ofthe Administrative Committee on Coordination,
at the 4th meeting of its 21 session, on 10 July 1952, agreed that, when new Agencies
were considering the adoption or changing an emblem, they should bear in mind the
desirability of basing their design on the United Nations emblem.
The early emblems had been occasionally subject to criticism
with respect to their design and also to the value of their symbolism; it
was also felt that ICAO’s emblem should follow more closely the
pattern of the United Nations, putting an additional accent on the idea of
unity ofthe United Nations family ofinternational organizations.
Figure 5
In 1954, the two hemispheres between the wings were removed from the ICAO
emblem and the polar projection of the world was shown as in the UN emblem; it
displayed longer wings set lower on the globe than on the current emblem Figure 8.
FIRST OFFICIAL EMBLEM
A modified version of the emblem, with the wings relocated
slightly higher on the globe for better balance Figure 9, was approved
by the Secretary General of ICAO on 6 January 1955; at this stage. he
decided that steps should be taken towards adopting an ICAO emblem,
as none of the prior emblems had ever received formal recognition by
the Council or the Assembly. On 21 February 1955, the Secretary Figure9
General of the. United Nations authorized the use of the United Nations
emblem with the design of the wings superimposed to serve as the official emblem of
ICAO.
In August 1955, the new emblem, as approved by the United Nations, was
submitted for formal approval by the ICAO Council. When considering the design of
this new emblem, the Council felt that the incorporation of the initials "ICAO" and
"OACI" would identi’ it more clearly with the Organization these acronyms would
refer to the English, French and Spanish denominations of the International Civil
Aviation Organization, as the original text of the Convention on International Civil
Aviation had been drawn up in thosethree languages.
Further to the Councils request to present additional proposals for approval by the
Assembly, members of the Secretariat were invited to submit ftirther designs for an
official emblem; six staff members submitted ten different designs. The ad hoc
Committee on ICAO emblem selected one of the five designs submitted by Mr. Maurice
St. Onge, Canadian, Cartographic Draftsman, in the Aeronautical Information Section of
the Secretariat. Furthermore, Mr. St. Onge was requested to revise his selected design.
As none of the revised designs was judged to be superior to the
basic design in use since 1951, the emblem as per Figure 10 was
eventually selected to maintain the practical advantages of retaining a
visible sign of ICAO’s relationship with the United Nations, as a
radically different ICAO emblem would have taken many years before
achieving the currency which had been attached in many countries ofthe
worldto the widely-recognized "UN crest".
ICAO Council agreed to recommend to the Assembly this first official emblem
Figure 10, which wa adopted by the 10th Session ofthe Assembly, held in Caracas in
July 1956 Resolution AlO-li.

SECOND OFFICIAL EMBLEM
The Union of Soviet Socialist Republics USSR deposited
adherence to the Convention on International Civil Aviation on 15
October 1970 and became the 120th member of ICAO on 14
November 1970. Further to a request of the Deputy Minister of
Foreign Affairs of the USSR on 30 October 1970, the Assembly
decided at its 18th Session in 1971 to proceed with the introduction
of the Russian language in ICAO. In October 1972, the Secretary
General of ICAO agreed to introduce a revised ICAO emblem
Figure 11 incorporating the initials of the Organization in Cyriffic
alphabet in recognition of the introduction of Russian as a fourth
Organization.
its instrument of
language of the
The Council recommended to the 21st Session ofthe Assembly the adoption ofthe
flew official emblem Resolution 4.21-4. It should be noted that the Cyrillic characters
adopted for the emblem do not correspond to the initials of the Organization in Russian,
but rather the transliteration of the English ICAO. ICAO became also the only UN
Specialized Agency to include more than two acronyms in its emblem.
INTRODUCTION OF ARABIC AND CHHNIESE LANGUAGES
In 1974, the 21 Session of the Assembly approved the use of Arabic in
correspondence between ICAO and the Arab States and interpretation at the Assembly
Sessions and Regional Meetings for the Middle East. The use of Arabic in ICAO had
been on a pragmatic and reasonable approach taking into account the real needs of the
Arab Contracting States and the conditions at ICAO. The 26th Assembly held in 1986
approved Arabic as a working language at ICAO.
In 1977, the 22nd Session of the Assembly had decided to adopt the Chinese
language as one of the working languages of ICAO. In accordance with the decision to
extend the use of the Chinese language in ICAO, the Chinese Unit was established in
October 1994.
THIRD OFFICIAL EMBLEM
In May 1995, a revision to the ICAO emblem Figure 12 was
made to recognize the introduction of Arabic and Chinese as working
languages of the Organization In view ofthe difficulty in accurately
reproducing the Chinese characters, it was initially proposed t.o limit
their number in the emblem and to show only "Civil Aviation
Organization" in Chinese. A thrther proposal for the amendment of
the Chinese-language inscription to be used on the emblem Figure
13, reflecting more accurately the fill name ofthe Organization, was
submitted by China. Despite. the fact that the Arabic inscription
emblem was not an Arabic word but a transliteration from the English,
appearing in the
the new emblem was adopted Resolution 431-1 at the 3 1 Session of the Assembly
held in 1995. The possibility to review the choice of the Arabic acronym for the name of
the Organization could be considered later. The emblem at Figure 13 is the current one
used by ICAO.
VARIATIONS OF TIlE ICAO EMBLEM
Occasionally,vations of the emblem had been used by
ICAO to mark some ofits anniversaries, as shown at Figures 14 to 18.
At the invitation of the ICAO’s Secretary General, staff mem
bers were invited in February 1993 to submit designs for a [ogo to
mark the 50th anniversary of ICAO, commemorated in 1994. Seventy
submissions were received from 28 staff members and the selected
official version for use by ICAO and Contracting States, is reproduced at Figure 17. The
original design was submitted by Mr. Brian Darling, Canadian, Systems Procedure Writer
in the Office Automation Section ofthe Secretariat.
CONCLUSION
The compilation of the. various emblems used by ICAO since its inception has
shown a consistent evolution of the design according to the languages used by the
Organization, with however the accent put on having a pattern close to the emblem ofthe
United Nations, embracing the world through the spirit of cooperation to achieve the safe
and orderly development of civil aviation.









ITU
ITU adalah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa terkemuka untuk masalah teknologi informasi dan komunikasi, dan titik fokus global untuk pemerintah dan sektor swasta dalam mengembangkan jaringan dan layanan. Selama 145 tahun, ITU telah berkoordinasi penggunaan global bersama dari spektrum radio, mempromosikan kerjasama internasional dalam menentukan orbit satelit, bekerja untuk meningkatkan infrastruktur telekomunikasi di negara berkembang, menetapkan standar di seluruh dunia yang mendorong mulus interkoneksi dari berbagai macam sistem komunikasi dan membahas tantangan global zaman kita, seperti perubahan iklim dan cybersecurity penguatan.

ITU juga menyelenggarakan pameran di seluruh dunia dan regional dan forum, seperti DUNIA ITU TELECOM, membawa bersama wakil pemerintah yang paling berpengaruh dan telekomunikasi dan industri TIK untuk bertukar ide, pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan masyarakat global, dan khususnya berkembang dunia.

Dari Internet broadband untuk teknologi nirkabel generasi terbaru, dari navigasi penerbangan dan maritim untuk radio astronomi dan meteorologi berbasis satelit, dari konvergensi di telepon fixed-mobile, akses internet, data, suara dan siaran TV untuk jaringan generasi mendatang, ITU berkomitmen untuk menghubungkan dunia.

ITU berbasis di Jenewa, Swiss, dan keanggotaannya mencakup 192 negara anggota dan lebih dari 700 Sektor Anggota dan Associates.

Siapa kita


* Kata Pengantar oleh Dr Hamadoun I. Touré, ITU Sekretaris Jenderal

* ITU Misi

* ITU peran dalam komunikasi global

* ITU Sejarah Portal

Bagaimana kita diatur


* Struktur

* Kerangka hukum

* Keanggotaan

* Rencana Strategis

* Anggaran




ITU Sektor dan TELECOM


* Komunikasi Radio (ITU-R)
Mengelola spektrum frekuensi radio internasional dan sumber daya satelit orbit adalah jantung dari karya Sektor Komunikasi Radio ITU (ITU-R). [Selengkapnya ...]

* Standardisasi (ITU-T)
standar ITU-melakukan upaya yang terbaik terkenal - aktivitas - dan tertua. [Selengkapnya ...]


* Pengembangan (ITU-D)
Didirikan untuk membantu menyebarkan akses yang adil, berkelanjutan dan terjangkau untuk teknologi informasi dan komunikasi (ICT). [Selengkapnya ...]

* ITU TELECOM
ITU TELECOM menyatukan nama-nama top dari seluruh industri ICT serta menteri dan regulator dan banyak lagi untuk sebuah pameran besar, sebuah forum tingkat tinggi dan sejumlah peluang lain.

HIV/AIDS

BAB I. MENGIDENTIFIKASIKAN PENGERTIAN HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) adalah virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
Acquired Immuno Deficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV.
Pada tahun 1990, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV-1. Sistem ini diperbarui pada bulan September tahun 2005. Kebanyakan kondisi ini adalah infeksi oportunistik yang dengan mudah ditangani pada orang sehat.
• Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
• Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernafasan atas yang berulang
• Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
• Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.
AIDS merupakan bentuk terparah atas akibat infeksi HIV. HIV adalah retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan manusia, seperti sel T CD4+ (sejenis sel T), makrofaga, dan sel dendritik. HIV merusak sel T CD4+ secara langsung dan tidak langsung, padahal sel T CD4+ dibutuhkan agar sistem kekebalan tubuh dapat berfungsi baik. Setelah menyerang sel T CD4+, HIV akan mengubahnya menjadi tempat berkembang biak dan memperbanyak diri. Bila HIV telah membunuh sel T CD4+ dan terus berkembang biak, jumlah sel T CD4+ akan menyusut hingga kurang dari 200 per mikroliter (µL) darah, maka kekebalan di tingkat sel akan hilang, dan akibatnya ialah kondisi yang disebut AIDS. Infeksi akut HIV akan berlanjut menjadi infeksi laten klinis, kemudian timbul gejala infeksi HIV awal, dan akhirnya menjadi AIDS yang diidentifikasi dengan memeriksa jumlah sel T CD4+ di dalam darah serta adanya infeksi tertentu.
HIV adalah virus penyebab AIDS. HIV terdapat dalam cairan tubuh seseorang seperti darah, cairan kelamin (air mani atau cairan vagina yang telah terinfeksi) dan air susu ibu yang telah terinfeksi. Sedangkan AIDS adalah sindrom menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV. Orang yang mengidap AIDS amat mudah tertular oleh berbagai macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita telah menurun.

HIV yang baru memperbanyak diri tampak bermunculan sebagai bulatan-bulatan kecil (diwarnai hijau) pada permukaan limfosit setelah menyerang sel tersebut (dilihat dengan mikroskop elektron).


Berubahnya infeksi HIV menjadi AIDS (tanpa pengobatan dan penanganan) terjadi dengan kecepatan rata-rata (median) antara sembilan sampai sepuluh tahun, dan selanjutnya waktu bertahan setelah terjangkit AIDS hanyalah 9.2 bulan.

BAB II. MENGIDENTIFIKASIKAN BAHAYA YANG DITIMBULKAN HIV/AIDS
Berbagai gejala AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV memengaruhi hampir semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem kekebalan yang disebut limfoma.
 Penyakit Paru-paru Utama

Foto sinar-X pneumonia pada paru-paru, disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii.
Pneumonia pneumocystis (PCP) jarang dijumpai pada orang sehat yang memiliki kekebalan tubuh yang baik, tetapi umumnya dijumpai pada orang yang terinfeksi HIV.
Penyebab penyakit ini adalah fungi Pneumocystis jirovecii. Sebelum adanya diagnosis, perawatan, dan tindakan pencegahan rutin yang efektif di negara-negara Barat, penyakit ini umumnya segera menyebabkan kematian. Di negara-negara berkembang, penyakit ini masih merupakan indikasi pertama AIDS pada orang-orang yang belum dites, walaupun umumnya indikasi tersebut tidak muncul kecuali jika jumlah CD4 kurang dari 200 per µL.
Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik di antara infeksi-infeksi lainnya yang terkait HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat (imunokompeten) melalui rute pernapasan (respirasi). Ia dapat dengan mudah ditangani bila telah diidentifikasi, dapat muncul pada stadium awal HIV, serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan. Namun demikian, resistensi TBC terhadap berbagai obat merupakan masalah potensial pada penyakit ini.
Meskipun munculnya penyakit ini di negara-negara Barat telah berkurang karena digunakannya terapi dengan pengamatan langsung dan metode terbaru lainnya, namun tidaklah demikian yang terjadi di negara-negara berkembang tempat HIV paling banyak ditemukan. Pada stadium awal infeksi HIV (jumlah CD4 >300 sel per µL), TBC muncul sebagai penyakit paru-paru. Pada stadium lanjut infeksi HIV, ia sering muncul sebagai penyakit sistemik yang menyerang bagian tubuh lainnya (tuberkulosis ekstrapulmoner).
Gejala-gejalanya biasanya bersifat tidak spesifik (konstitusional) dan tidak terbatasi pada satu tempat.TBC yang menyertai infeksi HIV sering menyerang sumsum tulang, tulang, saluran kemih dan saluran pencernaan, hati, kelenjar getah bening (nodus limfa regional), dan sistem syaraf pusat. Dengan demikian, gejala yang muncul mungkin lebih berkaitan dengan tempat munculnya penyakit ekstrapulmoner.
 Penyakit Saluran Pencernaan Utama
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur makanan dari mulut ke lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi jamur (jamur kandidiasis) atau virus (herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun dapat disebabkan oleh mikobakteria, meskipun kasusnya langka.
Diare kronis yang tidak dapat dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena berbagai penyebab; antara lain infeksi bakteri dan parasit yang umum (seperti Salmonella, Shigella, Listeria, Kampilobakter, dan Escherichia coli), serta infeksi oportunistik yang tidak umum dan virus (seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis, Mycobacterium avium complex, dan virus sitomegalo (CMV) yang merupakan penyebab kolitis).
Pada beberapa kasus, diare terjadi sebagai efek samping dari obat-obatan yang digunakan untuk menangani HIV, atau efek samping dari infeksi utama (primer) dari HIV itu sendiri. Selain itu, diare dapat juga merupakan efek samping dari antibiotik yang digunakan untuk menangani bakteri diare (misalnya pada Clostridium difficile). Pada stadium akhir infeksi HIV, diare diperkirakan merupakan petunjuk terjadinya perubahan cara saluran pencernaan menyerap nutrisi, serta mungkin merupakan komponen penting dalam sistem pembuangan yang berhubungan dengan HIV.
 Penyakit Syaraf dan Kejiwaan Utama
Infeksi HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena gangguan pada syaraf (neuropsychiatric sequelae), yang disebabkan oleh infeksi organisma atas sistem syaraf yang telah menjadi rentan, atau sebagai akibat langsung dari penyakit itu sendiri.
Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit bersel-satu, yang disebut Toxoplasma gondii. Parasit ini biasanya menginfeksi otak dan menyebabkan radang otak akut (toksoplasma ensefalitis), namun ia juga dapat menginfeksi dan menyebabkan penyakit pada mata dan paru-paru. Meningitis kriptokokal adalah infeksi meninges (membran yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang) oleh jamur Cryptococcus neoformans. Hal ini dapat menyebabkan demam, sakit kepala, lelah, mual, dan muntah. Pasien juga mungkin mengalami sawan dan kebingungan, yang jika tidak ditangani dapat mematikan.
Leukoensefalopati multifokal progresif adalah penyakit demielinasi, yaitu penyakit yang menghancurkan selubung syaraf (mielin) yang menutupi serabut sel syaraf (akson), sehingga merusak penghantaran impuls syaraf. Ia disebabkan oleh virus JC, yang 70% populasinya terdapat di tubuh manusia dalam kondisi laten, dan menyebabkan penyakit hanya ketika sistem kekebalan sangat lemah, sebagaimana yang terjadi pada pasien AIDS. Penyakit ini berkembang cepat (progresif) dan menyebar (multilokal), sehingga biasanya menyebabkan kematian dalam waktu sebulan setelah diagnosis.
Kompleks demensia AIDS adalah penyakit penurunan kemampuan mental (demensia) yang terjadi karena menurunnya metabolisme sel otak (ensefalopati metabolik) yang disebabkan oleh infeksi HIV; dan didorong pula oleh terjadinya pengaktifan imun oleh makrofag dan mikroglia pada otak yang mengalami infeksi HIV, sehingga mengeluarkan neurotoksin. Kerusakan syaraf yang spesifik, tampak dalam bentuk ketidaknormalan kognitif, perilaku, dan motorik, yang muncul bertahun-tahun setelah infeksi HIV terjadi. Hal ini berhubungan dengan keadaan rendahnya jumlah sel T CD4+ dan tingginya muatan virus pada plasma darah. Angka kemunculannya (prevalensi) di negara-negara Barat adalah sekitar 10-20%, namun di India hanya terjadi pada 1-2% pengidap infeksi HIV. Perbedaan ini mungkin terjadi karena adanya perbedaan subtipe HIV di India.

 Kanker dan Tumor Ganas (malignan)
Sarkoma Kaposi
Pasien dengan infeksi HIV pada dasarnya memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya beberapa kanker. Hal ini karena infeksi oleh virus DNA penyebab mutasi genetik; yaitu terutama virus Epstein-Barr (EBV), virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV), dan virus papiloma manusia (HPV).
Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien yang terinfeksi HIV. Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda homoseksual tahun 1981 adalah salah satu pertanda pertama wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari subfamili gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia-8 yang juga disebut virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering muncul di kulit dalam bentuk bintik keungu-unguan, tetapi dapat menyerang organ lain, terutama mulut, saluran pencernaan, dan paru-paru.
Kanker getah bening tingkat tinggi (limfoma sel B) adalah kanker yang menyerang sel darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening, misalnya seperti limfoma Burkitt (Burkitt's lymphoma) atau sejenisnya (Burkitt's-like lymphoma), diffuse large B-cell lymphoma (DLBCL), dan limfoma sistem syaraf pusat primer, lebih sering muncul pada pasien yang terinfeksi HIV. Kanker ini seringkali merupakan perkiraan kondisi (prognosis) yang buruk. Pada beberapa kasus, limfoma adalah tanda utama AIDS. Limfoma ini sebagian besar disebabkan oleh virus Epstein-Barr atau virus herpes Sarkoma Kaposi.
Kanker leher rahim pada wanita yang terkena HIV dianggap tanda utama AIDS. Kanker ini disebabkan oleh virus papiloma manusia. Pasien yang terinfeksi HIV juga dapat terkena tumor lainnya, seperti limfoma Hodgkin, kanker usus besar bawah (rectum), dan kanker anus. Namun demikian, banyak tumor-tumor yang umum seperti kanker payudara dan kanker usus besar (colon), yang tidak meningkat kejadiannya pada pasien terinfeksi HIV. Di tempat-tempat dilakukannya terapi antiretrovirus yang sangat aktif (HAART) dalam menangani AIDS, kemunculan berbagai kanker yang berhubungan dengan AIDS menurun, namun pada saat yang sama kanker kemudian menjadi penyebab kematian yang paling umum pada pasien yang terinfeksi HIV.
 Infeksi Oportunistik Lainnya
Pasien AIDS biasanya menderita infeksi oportunistik dengan gejala tidak spesifik, terutama demam ringan dan kehilangan berat badan. Infeksi oportunistik ini termasuk infeksi Mycobacterium avium-intracellulare dan virus sitomegalo. Virus sitomegalo dapat menyebabkan gangguan radang pada usus besar (kolitis) seperti yang dijelaskan di atas, dan gangguan radang pada retina mata (retinitis sitomegalovirus), yang dapat menyebabkan kebutaan. Infeksi yang disebabkan oleh jamur Penicillium marneffei, atau disebut Penisiliosis, kini adalah infeksi oportunistik ketiga yang paling umum (setelah tuberkulosis dan kriptokokosis) pada orang yang positif HIV di daerah endemik Asia Tenggara.
 Dampak Ekonomi



Perubahan angka harapan hidup di beberapa negara di Afrika. Botswana Zimbabwe Kenya Afrika Selatan Uganda
HIV dan AIDS memperlambat pertumbuhan ekonomi dengan menghancurkan jumlah manusia dengan kemampuan produksi (human capital). Tanpa nutrisi yang baik, fasilitas kesehatan dan obat yang ada di negara-negara berkembang, orang di negara-negara tersebut menjadi korban AIDS. Mereka tidak hanya tidak dapat bekerja, tetapi juga akan membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai. Ramalan bahwa hal ini akan menyebabkan runtuhnya ekonomi dan hubungan di daerah. Di daerah yang terinfeksi berat, epidemik telah meninggalkan banyak anak yatim piatu yang dirawat oleh kakek dan neneknya yang telah tua.
Semakin tingginya tingkat kematian (mortalitas) di suatu daerah akan menyebabkan mengecilnya populasi pekerja dan mereka yang berketerampilan. Para pekerja yang lebih sedikit ini akan didominasi anak muda, dengan pengetahuan dan pengalaman kerja yang lebih sedikit sehingga produktivitas akan berkurang. Meningkatnya cuti pekerja untuk melihat anggota keluarga yang sakit atau cuti karena sakit juga akan mengurangi produktivitas. Mortalitas yang meningkat juga akan melemahkan mekanisme produksi dan investasi sumberdaya manusia (human capital) pada masyarakat, yaitu akibat hilangnya pendapatan dan meninggalnya para orang tua. Karena AIDS menyebabkan meninggalnya banyak orang dewasa muda, ia melemahkan populasi pembayar pajak, mengurangi dana publik seperti pendidikan dan fasilitas kesehatan lain yang tidak berhubungan dengan AIDS. Ini memberikan tekanan pada keuangan negara dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Efek melambatnya pertumbuhan jumlah wajib pajak akan semakin terasakan bila terjadi peningkatan pengeluaran untuk penanganan orang sakit, pelatihan (untuk menggantikan pekerja yang sakit), penggantian biaya sakit, serta perawatan yatim piatu korban AIDS. Hal ini terutama mungkin sekali terjadi jika peningkatan tajam mortalitas orang dewasa menyebabkan berpindahnya tanggung-jawab dan penyalahan, dari keluarga kepada pemerintah, untuk menangani para anak yatim piatu tersebut.Z116Z
Pada tingkat rumah tangga, AIDS menyebabkan hilangnya pendapatan dan meningkatkan pengeluaran kesehatan oleh suatu rumah tangga. Berkurangnya pendapatan menyebabkan berkurangnya pengeluaran, dan terdapat juga efek pengalihan dari pengeluaran pendidikan menuju pengeluaran kesehatan dan penguburan. Penelitian di Pantai Gading menunjukkan bahwa rumah tanggal dengan pasien HIV/AIDS mengeluarkan biaya dua kali lebih banyak untuk perawatan medis daripada untuk pengeluaran rumah tangga lainnya.
 Dampak Sosial Budaya


Ryan White sebagai model poster HIV. Ia dikeluarkan dari sekolah dengan alasan terinfeksi HIV.
Hukuman sosial atau stigma oleh masyarakat di berbagai belahan dunia terhadap pengidap AIDS terdapat dalam berbagai cara, antara lain tindakan-tindakan pengasingan, penolakan, diskriminasi, dan penghindaran atas orang yang diduga terinfeksi HIV; diwajibkannya uji coba HIV tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu atau perlindungan kerahasiaannya; dan penerapan karantina terhadap orang-orang yang terinfeksi HIV. Kekerasan atau ketakutan atas kekerasan, telah mencegah banyak orang untuk melakukan tes HIV, memeriksa bagaimana hasil tes mereka, atau berusaha untuk memperoleh perawatan; sehingga mungkin mengubah suatu sakit kronis yang dapat dikendalikan menjadi "hukuman mati" dan menjadikan meluasnya penyebaran HIV.
Stigma AIDS lebih jauh dapat dibagi menjadi tiga kategori:
• Stigma instrumental AIDS - yaitu refleksi ketakutan dan keprihatinan atas hal-hal yang berhubungan dengan penyakit mematikan dan menular.
• Stigma simbolis AIDS - yaitu penggunaan HIV/AIDS untuk mengekspresikan sikap terhadap kelompok sosial atau gaya hidup tertentu yang dianggap berhubungan dengan penyakit tersebut.
• Stigma kesopanan AIDS - yaitu hukuman sosial atas orang yang berhubungan dengan isu HIV/AIDS atau orang yang positif HIV.
Stigma AIDS sering diekspresikan dalam satu atau lebih stigma, terutama yang berhubungan dengan homoseksualitas, biseksualitas, pelacuran, dan penggunaan narkoba melalui suntikan.
Di banyak negara maju, terdapat penghubungan antara AIDS dengan homoseksualitas atau biseksualitas, yang berkorelasi dengan tingkat prasangka seksual yang lebih tinggi, misalnya sikap-sikap anti homoseksual. Demikian pula terdapat anggapan adanya hubungan antara AIDS dengan hubungan seksual antar laki-laki, termasuk bila hubungan terjadi antara pasangan yang belum terinfeksi.

BAB III. MENGKLASIFIKASIKAN FAKTOR PENYEBAB PENULARAN HIV/AIDS.
Tanpa terapi antiretrovirus, rata-rata lamanya perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS ialah sembilan sampai sepuluh tahun, dan rata-rata waktu hidup setelah mengalami AIDS hanya sekitar 9,2 bulan. Namun demikian, laju perkembangan penyakit ini pada setiap orang sangat bervariasi, yaitu dari dua minggu sampai 20 tahun. Banyak faktor yang memengaruhinya, diantaranya ialah kekuatan tubuh untuk bertahan melawan HIV (seperti fungsi kekebalan tubuh) dari orang yang terinfeksi. Orang tua umumnya memiliki kekebalan yang lebih lemah daripada orang yang lebih muda, sehingga lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit yang pesat. Akses yang kurang terhadap perawatan kesehatan dan adanya infeksi lainnya seperti tuberkulosis, juga dapat mempercepat perkembangan penyakit ini. Warisan genetik orang yang terinfeksi juga memainkan peran penting. Sejumlah orang kebal secara alami terhadap beberapa varian HIV. HIV memiliki beberapa variasi genetik dan berbagai bentuk yang berbeda, yang akan menyebabkan laju perkembangan penyakit klinis yang berbeda-beda pula. Terapi antiretrovirus yang sangat aktif akan dapat memperpanjang rata-rata waktu berkembangannya AIDS, serta rata-rata waktu kemampuan penderita bertahan hidup.
a. Penularan Seksual
Penularan (transmisi) HIV secara seksual terjadi ketika ada kontak antara sekresi cairan vagina atau cairan preseminal seseorang dengan rektum, alat kelamin, atau membran mukosa mulut pasangannya. Hubungan seksual reseptif tanpa pelindung lebih berisiko daripada hubungan seksual insertif tanpa pelindung, dan risiko hubungan seks anal lebih besar daripada risiko hubungan seks biasa dan seks oral. Seks oral tidak berarti tak berisiko karena HIV dapat masuk melalui seks oral reseptif maupun insertif. Kekerasan seksual secara umum meningkatkan risiko penularan HIV karena pelindung umumnya tidak digunakan dan sering terjadi trauma fisik terhadap rongga vagina yang memudahkan transmisi HIV.
Penyakit menular seksual meningkatkan risiko penularan HIV karena dapat menyebabkan gangguan pertahanan jaringan epitel normal akibat adanya borok alat kelamin, dan juga karena adanya penumpukan sel yang terinfeksi HIV (limfosit dan makrofaga) pada semen dan sekresi vaginal. Penelitian epidemiologis dari Afrika Sub-Sahara, Eropa, dan Amerika Utara menunjukkan bahwa terdapat sekitar empat kali lebih besar risiko terinfeksi AIDS akibat adanya borok alat kelamin seperti yang disebabkan oleh sifilis dan/atau chancroid. Resiko tersebut juga meningkat secara nyata, walaupun lebih kecil, oleh adanya penyakit menular seksual seperti kencing nanah, infeksi chlamydia, dan trikomoniasis yang menyebabkan pengumpulan lokal limfosit dan makrofaga.
Transmisi HIV bergantung pada tingkat kemudahan penularan dari pengidap dan kerentanan pasangan seksual yang belum terinfeksi. Kemudahan penularan bervariasi pada berbagai tahap penyakit ini dan tidak konstan antarorang. Beban virus plasma yang tidak dapat dideteksi tidak selalu berarti bahwa beban virus kecil pada air mani atau sekresi alat kelamin. Setiap 10 kali penambahan jumlah RNA HIV plasma darah sebanding dengan 81% peningkatan laju transmisi HIV. Wanita lebih rentan terhadap infeksi HIV-1 karena perubahan hormon, ekologi serta fisiologi mikroba vaginal, dan kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit seksual. Orang yang terinfeksi dengan HIV masih dapat terinfeksi jenis virus lain yang lebih mematikan.
b. Kontaminasi Patogen Melalui Darah
Jalur penularan ini terutama berhubungan dengan pengguna obat suntik, penderita hemofilia, dan resipien transfusi darah dan produk darah. Berbagi dan menggunakan kembali jarum suntik (syringe) yang mengandung darah yang terkontaminasi oleh organisme biologis penyebab penyakit (patogen), tidak hanya merupakan risiko utama atas infeksi HIV, tetapi juga hepatitis B dan hepatitis C. Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan penyebab sepertiga dari semua infeksi baru HIV dan 50% infeksi hepatitis C di Amerika Utara, Republik Rakyat Cina, dan Eropa Timur. Resiko terinfeksi dengan HIV dari satu tusukan dengan jarum yang digunakan orang yang terinfeksi HIV diduga sekitar 1 banding 150. Post-exposure prophylaxis dengan obat anti-HIV dapat lebih jauh mengurangi risiko itu. Pekerja fasilitas kesehatan (perawat, pekerja laboratorium, dokter, dan lain-lain) juga dikhawatirkan walaupun lebih jarang. Jalur penularan ini dapat juga terjadi pada orang yang memberi dan menerima rajah dan tindik tubuh. Kewaspadaan universal sering kali tidak dipatuhi baik di Afrika Sub Sahara maupun Asia karena sedikitnya sumber daya dan pelatihan yang tidak mencukupi. WHO memperkirakan 2,5% dari semua infeksi HIV di Afrika Sub Sahara ditransmisikan melalui suntikan pada fasilitas kesehatan yang tidak aman. Oleh sebab itu, Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, didukung oleh opini medis umum dalam masalah ini, mendorong negara-negara di dunia menerapkan kewaspadaan universal untuk mencegah penularan HIV melalui fasilitas kesehatan.
Resiko penularan HIV pada penerima transfusi darah sangat kecil di negara maju. Di negara maju, pemilihan donor bertambah baik dan pengamatan HIV dilakukan. Namun demikian, menurut WHO, mayoritas populasi dunia tidak memiliki akses terhadap darah yang aman dan "antara 5% dan 10% infeksi HIV dunia terjadi melalui transfusi darah yang terinfeksi".
c. Penularan Masa Perinatal
Transmisi HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui rahim (in utero) selama masa perinatal, yaitu minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Bila tidak ditangani, tingkat penularan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan adalah sebesar 25%. Namun demikian, jika sang ibu memiliki akses terhadap terapi antiretrovirus dan melahirkan dengan cara bedah caesar, tingkat penularannya hanya sebesar 1%. Sejumlah faktor dapat memengaruhi risiko infeksi, terutama beban virus pada ibu saat persalinan (semakin tinggi beban virus, semakin tinggi risikonya). Menyusui meningkatkan risiko penularan sebesar 4%.
 Gejala Klinis Penderita AIDS
Lebih dari 80% infeksi HIV diderita oleh kelompok usia produktif terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita HIV perempuan cenderung meningkat. Infeksi pada bayi dan anak, 90 % terjadi dari Ibu pengidap HIV. Hingga beberapa tahun, seorang pengidap HIV tidak menunjukkan gejala-gejala klinis tertular HIV, namun demikian orang tersebut dapat menularkan kepada orang lain. Setelah itu, AIDS mulai berkembang dan menunjukkan tanda-tanda atau gejala-gejala.Tanda-tanda klinis penderita AIDS :
1. Berat badan menurun lebih dari 10 % dalam 1 bulan
2. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
3. Demam berkepanjangan lebih dari1 bulan
4. Penurunan kesadaran dan gangguan-gangguan neurologis
5. Dimensia/HIV ensefalopati
Gejala minor :
1. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
2. Dermatitis generalisata yang gatal
3. Adanya Herpes zoster multisegmental dan berulang
4. Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
BAB IV. MENGIDENTIFIKASIKAN CARA MENGHINDARI PENULARAN HIV/AIDS
HIV dapat dicegah dengan memutus rantai penularan, yaitu : menggunakan kondom pada setiap hubungan seks berisiko, tidak menggunakan jarum suntik secara bersama-sama, dan sedapat mungkin tidak memberi ASI pada anak bila ibu positif HIV. Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengobati AIDS, tetapi yang ada adalah obat untuk menekan perkembangan virus HIV sehingga kualitas hidup ODHA tersebut meningkat. Obat ini harus diminum sepanjang hidup.
A. Pencegahan
Perkiraan risiko masuknya HIV per aksi,
menurut rute paparan
Rute paparan Perkiraan infeksi
per 10.000 paparan
dengan sumber yang terinfeksi
Transfusi darah 9.000
Persalinan 2.500
Penggunaan jarum suntik bersama-sama 67
Hubungan seks anal reseptif* 50
Jarum pada kulit 30
Hubungan seksual reseptif* 10
Hubungan seks anal insertif* 6,5
Hubungan seksual insertif* 5
Seks oral reseptif* 1§
Seks oral insertif* 0,5§
* tanpa penggunaan kondom
§ sumber merujuk kepada seks oral
yang dilakukan kepada laki-laki
Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut, dengan demikian risiko infeksinya secara umum dapat diabaikan.
1. Mencegah Penularan Melalui Hubungan Seksual
Mayoritas infeksi HIV berasal dari hubungan seksual tanpa pelindung antarindividu yang salah satunya terkena HIV. Hubungan heteroseksual adalah modus utama infeksi HIV di dunia. Selama hubungan seksual, hanya kondom pria atau kondom wanita yang dapat mengurangi kemungkinan terinfeksi HIV dan penyakit seksual lainnya serta kemungkinan hamil. Bukti terbaik saat ini menunjukan bahwa penggunaan kondom yang lazim mengurangi risiko penularan HIV sampai kira-kira 80% dalam jangka panjang, walaupun manfaat ini lebih besar jika kondom digunakan dengan benar dalam setiap kesempatan.
Penelitian terhadap pasangan yang salah satunya terinfeksi menunjukkan bahwa dengan penggunaan kondom yang konsisten, laju infeksi HIV terhadap pasangan yang belum terinfeksi adalah di bawah 1% per tahun. Strategi pencegahan telah dikenal dengan baik di negara-negara maju. Namun, penelitian atas perilaku dan epidemiologis di Eropa dan Amerika Utara menunjukkan keberadaan kelompok minoritas anak muda yang tetap melakukan kegiatan berisiko tinggi meskipun telah mengetahui tentang HIV/AIDS, sehingga mengabaikan risiko yang mereka hadapi atas infeksi HIV. Namun demikian, transmisi HIV antarpengguna narkoba telah menurun, dan transmisi HIV oleh transfusi darah menjadi cukup langka di negara-negara maju.
Pada bulan Desember tahun 2006, penelitian yang menggunakan uji acak terkendali mengkonfirmasi bahwa sunat laki-laki menurunkan risiko infeksi HIV pada pria heteroseksual Afrika sampai sekitar 50%. Diharapkan pendekatan ini akan digalakkan di banyak negara yang terinfeksi HIV paling parah, walaupun penerapannya akan berhadapan dengan sejumlah isu sehubungan masalah kepraktisan, budaya, dan perilaku masyarakat. Beberapa ahli mengkhawatirkan bahwa persepsi kurangnya kerentanan HIV pada laki-laki bersunat, dapat meningkatkan perilaku seksual berisiko sehingga mengurangi dampak dari usaha pencegahan ini.
2. Mencegah Kontaminasi Cairan Tubuh Terinfeksi

Wabah AIDS di Afrika Sub-Sahara tahun 1985-2003.
Pekerja kedokteran yang mengikuti kewaspadaan universal, seperti mengenakan sarung tangan lateks ketika menyuntik dan selalu mencuci tangan, dapat membantu mencegah infeksi HIV.
Semua organisasi pencegahan AIDS menyarankan pengguna narkoba untuk tidak berbagi jarum dan bahan lainnya yang diperlukan untuk mempersiapkan dan mengambil narkoba (termasuk alat suntik, kapas bola, sendok, air pengencer obat, sedotan, dan lain-lain). Orang perlu menggunakan jarum yang baru dan disterilisasi untuk tiap suntikan. Informasi tentang membersihkan jarum menggunakan pemutih disediakan oleh fasilitas kesehatan dan program penukaran jarum. Di sejumlah negara maju, jarum bersih terdapat gratis di sejumlah kota, di penukaran jarum atau tempat penyuntikan yang aman. Banyak negara telah melegalkan kepemilikan jarum dan mengijinkan pembelian perlengkapan penyuntikan dari apotek tanpa perlu resep dokter.
3. Mencegah Penularan dari Ibu ke Anak
Penelitian menunjukkan bahwa obat antiretrovirus, bedah caesar, dan pemberian makanan formula mengurangi peluang penularan HIV dari ibu ke anak (mother-to-child transmission, MTCT). Jika pemberian makanan pengganti dapat diterima, dapat dikerjakan dengan mudah, terjangkau, berkelanjutan, dan aman, ibu yang terinfeksi HIV disarankan tidak menyusui anak mereka. Namun demikian, jika hal-hal tersebut tidak dapat terpenuhi, pemberian ASI eksklusif disarankan dilakukan selama bulan-bulan pertama dan selanjutnya dihentikan sesegera mungkin. Pada tahun 2005, sekitar 700.000 anak di bawah umur 15 tahun terkena HIV, terutama melalui penularan ibu ke anak; 630.000 infeksi di antaranya terjadi di Afrika. Dari semua anak yang diduga kini hidup dengan HIV, 2 juta anak (hampir 90%) tinggal di Afrika Sub Sahara.
B. Penanganan dan Pengobatan
Abacavir – Nucleoside analog reverse transcriptase inhibitor (NARTI atau NRTI)
Sampai saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk HIV atau AIDS. Metode satu-satunya yang diketahui untuk pencegahan didasarkan pada penghindaran kontak dengan virus atau, jika gagal, perawatan antiretrovirus secara langsung setelah kontak dengan virus secara signifikan, disebut post-exposure prophylaxis (PEP). PEP memiliki jadwal empat minggu takaran yang menuntut banyak waktu. PEP juga memiliki efek samping yang tidak menyenangkan seperti diare, tidak enak badan, mual, dan lelah.
1. Terapi antivirus
Penanganan infeksi HIV terkini adalah terapi antiretrovirus yang sangat aktif (highly active antiretroviral therapy, disingkat HAART). Terapi ini telah sangat bermanfaat bagi orang-orang yang terinfeksi HIV sejak tahun 1996, yaitu setelah ditemukannya HAART yang menggunakan protease inhibitor. Pilihan terbaik HAART saat ini, berupa kombinasi dari setidaknya tiga obat (disebut "koktail) yang terdiri dari paling sedikit dua macam (atau "kelas") bahan antiretrovirus. Kombinasi yang umum digunakan adalah nucleoside analogue reverse transcriptase inhibitor (atau NRTI) dengan protease inhibitor, atau dengan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI). Karena penyakit HIV lebih cepat perkembangannya pada anak-anak daripada pada orang dewasa, maka rekomendasi perawatannya pun lebih agresif untuk anak-anak daripada untuk orang dewasa. Di negara-negara berkembang yang menyediakan perawatan HAART, seorang dokter akan mempertimbangkan kuantitas beban virus, kecepatan berkurangnya CD4, serta kesiapan mental pasien, saat memilih waktu memulai perawatan awal.
Perawatan HAART memungkinkan stabilnya gejala dan viremia (banyaknya jumlah virus dalam darah) pada pasien, tetapi ia tidak menyembuhkannya dari HIV ataupun menghilangkan gejalanya. HIV-1 dalam tingkat yang tinggi sering resisten terhadap HAART dan gejalanya kembali setelah perawatan dihentikan. Lagi pula, dibutuhkan waktu lebih dari seumur hidup seseorang untuk membersihkan infeksi HIV dengan menggunakan HAART. Meskipun demikian, banyak pengidap HIV mengalami perbaikan yang hebat pada kesehatan umum dan kualitas hidup mereka, sehingga terjadi adanya penurunan drastis atas tingkat kesakitan (morbiditas) dan tingkat kematian (mortalitas) karena HIV. Tanpa perawatan HAART, berubahnya infeksi HIV menjadi AIDS terjadi dengan kecepatan rata-rata (median) antara sembilan sampai sepuluh tahun, dan selanjutnya waktu bertahan setelah terjangkit AIDS hanyalah 9.2 bulan. Penerapan HAART dianggap meningkatkan waktu bertahan pasien selama 4 sampai 12 tahun. Bagi beberapa pasien lainnya, yang jumlahnya mungkin lebih dari lima puluh persen, perawatan HAART memberikan hasil jauh dari optimal. Hal ini karena adanya efek samping/dampak pengobatan tidak bisa ditolerir, terapi antiretrovirus sebelumnya yang tidak efektif, dan infeksi HIV tertentu yang resisten obat. Ketidaktaatan dan ketidakteraturan dalam menerapkan terapi antiretrovirus adalah alasan utama mengapa kebanyakan individu gagal memperoleh manfaat dari penerapan HAART. Terdapat bermacam-macam alasan atas sikap tidak taat dan tidak teratur untuk penerapan HAART tersebut. Isyu-isyu psikososial yang utama ialah kurangnya akses atas fasilitas kesehatan, kurangnya dukungan sosial, penyakit kejiwaan, serta penyalahgunaan obat. Perawatan HAART juga kompleks, karena adanya beragam kombinasi jumlah pil, frekuensi dosis, pembatasan makan, dan lain-lain yang harus dijalankan secara rutin . Berbagai efek samping yang juga menimbulkan keengganan untuk teratur dalam penerapan HAART, antara lain lipodistrofi, dislipidaemia, penolakan insulin, peningkatan risiko sistem kardiovaskular, dan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.
Obat anti-retrovirus berharga mahal, dan mayoritas individu terinfeksi di dunia tidaklah memiliki akses terhadap pengobatan dan perawatan untuk HIV dan AIDS tersebut.
2. Penanganan eksperimental dan saran
Telah terdapat pendapat bahwa hanya vaksin lah yang sesuai untuk menahan epidemik global (pandemik) karena biaya vaksin lebih murah dari biaya pengobatan lainnya, sehingga negara-negara berkembang mampu mengadakannya dan pasien tidak membutuhkan perawatan harian. Namun setelah lebih dari 20 tahun penelitian, HIV-1 tetap merupakan target yang sulit bagi vaksin.
Beragam penelitian untuk meningkatkan perawatan termasuk usaha mengurangi efek samping obat, penyederhanaan kombinasi obat-obatan untuk memudahkan pemakaian, dan penentuan urutan kombinasi pengobatan terbaik untuk menghadapi adanya resistensi obat. Beberapa penelitian menunjukan bahwa langkah-langkah pencegahan infeksi oportunistik dapat menjadi bermanfaat ketika menangani pasien dengan infeksi HIV atau AIDS. Vaksinasi atas hepatitis A dan B disarankan untuk pasien yang belum terinfeksi virus ini dan dalam berisiko terinfeksi. Pasien yang mengalami penekanan daya tahan tubuh yang besar juga disarankan mendapatkan terapi pencegahan (propilaktik) untuk pneumonia pneumosistis, demikian juga pasien toksoplasmosis dan kriptokokus meningitis yang akan banyak pula mendapatkan manfaat dari terapi propilaktik tersebut.
3. Pengobatan alternatif
Berbagai bentuk pengobatan alternatif digunakan untuk menangani gejala atau mengubah arah perkembangan penyakit. Akupunktur telah digunakan untuk mengatasi beberapa gejala, misalnya kelainan syaraf tepi (peripheral neuropathy) seperti kaki kram, kesemutan atau nyeri; namun tidak menyembuhkan infeksi HIV. Tes-tes uji acak klinis terhadap efek obat-obatan jamu menunjukkan bahwa tidak terdapat bukti bahwa tanaman-tanaman obat tersebut memiliki dampak pada perkembangan penyakit ini, tetapi malah kemungkinan memberi beragam efek samping negatif yang serius.
Beberapa data memperlihatkan bahwa suplemen multivitamin dan mineral kemungkinan mengurangi perkembangan penyakit HIV pada orang dewasa, meskipun tidak ada bukti yang menyakinkan bahwa tingkat kematian (mortalitas) akan berkurang pada orang-orang yang memiliki status nutrisi yang baik. Suplemen vitamin A pada anak-anak kemungkinan juga memiliki beberapa manfaat. Pemakaian selenium dengan dosis rutin harian dapat menurunkan beban tekanan virus HIV melalui terjadinya peningkatan pada jumlah CD4. Selenium dapat digunakan sebagai terapi pendamping terhadap berbagai penanganan antivirus yang standar, tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas.
Penyelidikan terakhir menunjukkan bahwa terapi pengobatan alteratif memiliki hanya sedikit efek terhadap mortalitas dan morbiditas penyakit ini, namun dapat meningkatkan kualitas hidup individu yang mengidap AIDS. Manfaat-manfaat psikologis dari beragam terapi alternatif tersebut sesungguhnya adalah manfaat paling penting dari pemakaiannya.
Namun oleh penelitian yang mengungkapkan adanya simtoma hipotiroksinemia pada penderita AIDS yang terjangkit virus HIV-1, beberapa pakar menyarankan terapi dengan asupan hormon tiroksin. Hormon tiroksin dikenal dapat meningkatkan laju metabolisme basal sel eukariota dan memperbaiki gradien pH pada mitokondria.