Search In This Blog

Senin, 14 November 2011

Makalah Laporan Kunjungan ke Museum Geologi Bandung

BAB I
PENDAHULUAN


A. Alasan Pemilihan Judul
Alasan penyusun memilih judul laporan ke Museum Geologi Bandung sebagai berikut:
1. Obyek widya wisata yang kami kunjungi dan kami amati adalah Museum Geologi Bandung.
2. Penyusun ingin lebih mengenal tentang Museum Geologi Bandung.
3. Penyusun ingin memperluas ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan geologi.

B. Tujuan Penyusunan Laporan
1. Berlatih membuat laporan ilmiah.
2. Menambah pengalaman dan pengembangan bakat.
3. Membiasakan / menanamkan kebiasaan menulis dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
4. Memenuhi syarat kenaikan ke kelas IX (sembilan).

C. Metode Penyusunan Data
Dalam penyusunan laporan ini penulis / penyusun memperoleh data dengan beberapa metode antara lain :
1. Metode Observasi
Artinya penyusun langsung datang ke Museum Geologi Bandung dan memperoleh data dari karyawan Museum Geologi Bandung.
2. Metode interview
Yaitu cara memperoleh data dengan mengadakan tanya jawab / wawancara yang berkaitan dengan obyek Museum Geologi Bandung.
3. Metoda Kepustakaan
Yaitu memperoleh data dengan jalan membaca buku-buku sebagai sumber acuan dalam penyusunan karya tulis.


D. Sistematika Laporan

Agar para pembaca mudah memahami setiap kalimat dalam laporan ini, maka kami susun laporan ini dalam tiga bab. Masing-masing bab masih terbagi dalam sub bab. Hal ini bertujuan agar laporan tersusun secara urut dan rapi serta memudahkan dalam memahami isi laporan.
Ketiga bab tersebut adalah :
BAB I : Pendahuluan
A. Alasan Pemilihan Judul
B. Tujuan Penyusunan Laporan
C. Metode Penyusunan Data
D. Sistematika Laporan

BAB II : Laporan
A. Sejarah Singkat Museum Geologi Bandung
B. Data Museum Geologi
C. Sejarah Singkat Kehidupan
D. Peragaan Gunung Berapi

BAB III : Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Penutup





BAB II
LAPORAN



A. Sejarah Singkat Museum Geologi Bandung

Berdirinya Museum Geologi sangat erat kaitannya dengan sejarah penyelidikan Geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1850 oleh "Dienst Van Het Mijnwezen", yang berkedudukan di Bogor (1852-1866). Lembaga ini kemudian pindah ke Jakarta (1866-1924) dan pada tahun 1924 pindah lagi ke Bandung di Gedung Gouvernment Bedrijven.
Para ahli geologi sangat erat kaitannya dalam dalam melaksanakan penyelidikan geologi diberbagai daerah selalu membawa contoh mineral, batuan dan fosil untuk diteliti di Laboratorium. Mulai tahun 1922 penyelidikan geologi semakin meningkat, maka contoh batuan, mineral dikumpulkan dari berbagai wilayah Indonesia semakin banyak. Berbagai contoh tersebut memerlukan banyak tempat khusus untuk mendokumentasikannya, kemudian timbul suatu gagasan untuk memperlihatkan koleksi tersebut kepada masyarakat luas. Akhirnya pada tahun 1928 dibangun gedung yang diperuntukkan bagi laboratorium dan museum di Remrandt Staart Bandung yang sekarang disebut Jalan Diponegoro Bandung gedung ini dirancang dengan gaya arsitek ”art deco” oleh arsitek Belanda Ir.H. Meralda Van Schouwenbrug. Pada 16 Mei 1929 bertepatan dengan Kongres Ilmu Pengetahuan Pasifik yang ke IV Museum Geologi diresmikan dengan nama “Geologische Museum”. Peragaan pada waktu itu sangatlah sederhana, dimana berbagai koleksi disimpan dalam lemari kaca. Setiap koleksi dilengkapi label yang menginformasikan nomor dan nama koleksi serta ditemukannya, juga kolektornya. Sistem peragaan seperti itu relative tidak berubah sampai tahun 1998 namun pengunjung tetap banyak dan jumlahnya terus meningkat. Agar Museum Geologi meningkat pelayanannya mulai tahun 1993 disusun rencana pengembangan atas kerja sama dengan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang meliputi : renovasi gedung, pengembangan gedung pada system dokumentasi , koleksi pengembangan sistem penerangan , pengembangan system edukasi dan pengembangan program penelitian.
Renovasi gedung dan pengembangan peragaan yang pekerjaan fisiknya dimulai pada 2 November 1998 dapat diselesaikan pada pertengahan Agustus 2000. Pada 22 Agustus 2000, Museum Geologi diresmikan kembali pembukaannya oleh Megawati Soekarno Putri.
Dengan adanya pengembangan ini luas bangunan menjadi 6000 m² dan diharapkan Museum Geologi dapat memenuhi kebutuhan pengunjung dan pengguna jasa Museum Geologi lainnya.


B. Data Museum Geologi

Dalam Museum Geologi terdapat beberapa ruangan peragaan yaitu 1 ruangan orientasi dan 3 ruangan peragaan dan orientasi.Ruangan peragaan terdiri dari :
1. Ruangan Peragaan Geologi Indonesia
2. Ruangan Peragaan Sejarah Indonesia
3. Ruangan Peragaan Geologi untuk kehidupan manusia
Pengaturan dan rangkaian ruang peragaan disesuaikan dengan jenis dan fungsi informasi Museum Geologi dimana setiap sudut peragaan disusun menurut arah jarum jam.

Ruangan Peragaan Geologi Indonesia
Pada ruangan ini diperagakan informasi tentang Geologi Indonesia, yang diawali dengan peragaan asal pembentukan bumi sebagai dasar pembentukan Geologi, termasuk Geologi Indonesia : tektonik lempeng, geologi lima pulau besar di Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Irian Jaya) serta kepulauan Maluku. Dunia batuan dan mineral, penyelidikan geologi dan gunung api di Indonesia. Didalam Museum Geologi terdapat beberapa sudut peragaan yaitu :
Sudut Peragaan Asal Pembentukan Bumi
Sudut Peragaan Tektonik Lempeng
Sudut Peragaan Geologi Kalimantan
Sudut Peragaan Geologi Sulawesi
Sudut Peragaan Geologi Jawa
Sudut Peragaan Geologi Maluku
Sudut Peragaan Geologi Irian Jaya(Papua)
Sudut Peragaan Dunia minrral dan batuan meliputi :
Jenis Batuan
Batuan Sedimen
Batuan Malihan (metamorf)
Batuan sediment terdiri atas :
Batuan Seedimen Klastik
Batuan Sedimen Kimia
Batuan Sedimen Organik

C. Peragaan Gunung Berapi
Gunung api adalah bukit atau gunung yang mempunyai lubang kepundan sebagai tempat keluarnya magma atau gas ke permukaan bumi. Diseluruh wilayah Indonesia terdapat 129 gunung aktif ( ±13% dari gunung aktif dunia).
Semua gunung api tersebut tersebut berada pada jalur tektonik yang memanjang mulai dari Sumatera bagian utara menerus ke selatan bagian Jawa,
Nusa Tenggara sampai laut Banda (sesuai penyusupan lempeng Indo Australia kebawah lempeng Eurasia). Deretan ini dikenal sebagai jalur mediteran. Kelompok Lainya terdapat di Sulawesi Utara dan Maluku (penyusupan lempeng Pasifik kebawah lempeng Eurasia). Dideretan ini disebut jalur lingkar Pasifik (Circum Pasifik).

Manfaat dan Bahaya Gunung Berapi
Gunung berapi dapat membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena letusannya yang dapat memuntahkan batuan aliran lahar dan lava dari dalam perut bumi. Selain dapat menimbulkan malapetaka gunung api dapat menjadi sumber kehidupan bagi umat manusia ditanah yang subur untuk pertanian dan perkebunan, hutan lindung dan dapat menjadi panorama yang indah. Panas bumi di daerah gunung api dapat dijadikan sumber daya energi yang sangat bermanfaat untuk tenaga listrik. Begitu pula mineral / batuan yang dihasilkan merupakan bahan galian untuk pengembangan industri.

D. Sejarah Singkat Kehidupan dan Perkembangan Kehidupan
Bumi tempat kehidupan segenap makhluk hidup termasuk didalamnya manusia telah berumur sangat tua lebih kurang 4,6 milyar (4.600.000.000) tahun lalu ,melalui proses kondensasi nebula (pemadatan kabut).
Lahirnya tata surya dimana matahari sebagai pusatnya dan bumi beserta planet-planet lainnya sebagai anggota mengintarinya. Pada awal pembentukan bumi masih berupa bola api yang seluruh permukaanya diselimuti lautan api yang kita kenal sebagai magma.
Pada kurun 4,6-3,8 milyar tahun lalu, dapat dikatakan sebagai awal persiapan bumi sebelum dihuni oleh makhluk hidup, karena pada kurun tersebut secara bertahap bumi mengalami mengalami berbagai proses dalam rangka pembentukan lapisan kulit bumi (litosfer), lapisan air (hidrosfer) dan lapisan udara (atmosfer). Barulah pada sekitar 3,5 milyar tahun lalu, kondisi belum siap menerima kehadiran kehidupan. Sejarah kehidupan dimuka bumi diawali dengan kemunculan mikro-organisme bersel tunggal yang sangat primitive dari dalam samudera yaitu sejenis bakteri dan ganggang.
Kemudian 1 milyar tahun lalu, mulai muncul organisme bersel banyak (eukaryotes can prokaryotes) yang terus mengalami perkembangan cari masa ke masa. Selanjutnya kehidupan yang komplek dan nyata mulai berkembang sejak 600 juta tahun lalu. Perkembangan tumbuhan dimulai dari pterodophita (tumbuhan paku), gimnospermae (tumbuhan berujung) dan terakhir angiospermae (tumbuhan berbunga), Sedangkan perkembangan hewan dimulai dari invertebrata (hewan tak bertulang belakang) yang disusul oleh vertebrata (hewan bertulang belakang) mulai dari ikan, amphibi, reptilian, burung dan terakhir mamalia, sedangkan yang paling akhir muncul dipermukaan bumi adalah manusia.

Perkembangan Kehidupan
Sejarah kehidupan dimuka bumi ini tidak terlepas dari sejarah bumi itu sendiri. Para ahli telah membagi urutan sejarah bumi dan kehidupannya dalam skala waktu geologi yang dibedakan dalam pembagian skala besar hingga skala kecil, mulai dari kurun masa jaman dan kala. Berdasarkan "ada" dan belum "adanya" kehidupan yang nyata dibedakan menjadi dua kurun yaitu :
1. Kriptozoikum (kurun belum dijumpai kehidupan nyata)
2. Fanerozoikum (kurun sudah ada kehidupan nyata)
Kurun kriptozoikumdibedakan menjadi dua masa yaitu:
1. Arkeon / arkeozoikum (masa kehidupan purba )
2. Proterozoikum (masa kehidupan terdahulu)
Kurun fanerozoikum dibagi menjadi tiga masa yaitu :
1. Palezoikum (masa kehidupan nyata)
2. Mesozoikum (masa kehidupan tengah)
3. Kenozoikum (masa kehidupan baru)


Selanjutnya tiap-tiap masa dapat dibagi lagi menjadi beberapa zaman dan tiap-tiap zaman dapat dibagi lagi menjadi beberapa kala secara umum, kehidupan diawali oleh organisme yang sederhana kemudian berkembang menjadi organisme yang lebih kompleks. Perkembangan kehidupan dari zaman ke zaman ( terlampir ). Tahapan paleozoikum dan mesozoikum dijelaskan dari masa ke masa. Pada masa yang terdiri dari zaman tersier dan kuarter dari kala ke kala.

Sudut Peragaan Prakambium dan Paleozoikum
Pada masa arkeozoikum (masa kehidupan purba) 4.600.000.000-2.500.000.000 tahun lalu. Masa ini dibedakan menjadi dua tahap yaitu :
1. Masa Priscoan atau Hadean (4,6-4 milyar tahun lalu) merupakan masa persiapan bumi untuk dihuni oleh kehidupan dengan pembentukan lapisan litosfer dan atmosfer.
2. Masa Arkeozoikum atau Arkean (4-2,5 milyar tahun lalu ) merupakan masa permunculan kehidupan paling primitive (purba) yang bermula didalam samudera berupa mikro-organisme dari jenis bakteri dan ganggang. Fosil tertua yang ditemukan adalah sromatolites dan ciano bacteria.

Masa Proterozoikum (masa kehidupan awal)
2.500.000.000-540.000.000 tahun lalu masa proterozoikum / masa algon adalah masa perkembangan kehidupan dari organisme bersel satu / tunggal menjadi sel banyak (eukaryotes dan prokaryotes) seiring dengan perkembangan hidrosfer dan atmosfer menjelang akhir masa ini. Organisme yang lebih komplek sejenis inverterbra bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut- laut dangkal dan bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Fosil-fosil yang terkenal adalah stomatolit alga (jacuthopython), cacing beruas (spriggina), cacing beludru (halluagenia), cacing giling (dickinsonia) dan ubur-ubur (mawstonites). Pada akhir masa pra-kambium benua-benua yang semula berpencar mulai menyatu menjadi satu daratan yang dinamakan dengan samuderanya "Panthalassa".


Kehidupan Awal

Adanya kehidupan awal / purba dimuka bumi ini, dapat diketahui dari penemuan bukti-bukti kehidupan masa lalu yang dikenal sebagai fosil merupakan sisa, bekas atau jejak kehidupan masa lampau baik pertumbuhan hewan maupun manusia yang telah terawetkan secara alamiah dan pada umumnya telah berubah menjadi satu. Fosil tua yang ditemukan didalam batuan berumur sekitar 600 juta tahun lalu, namun sekarang diketahui bahwa kehidupan telah muncul sekitar 3,5 milyar tahun lalu dan umur bumi masih cukup muda. Kehidupan sangat sederhana yang muncul pertama kali di muka bumi adalah mikro organisme bersel tunggal sejenis bakteri dan ganggang. Bukti adanya kehidupan sangat primitive ini adalah ditemukannya fosil sejak stromatolit hingga saat ini masih dapat dijumpai di pantai Laguna dan sekitar Pulau Karang (atol).

Kepunahan Masa kedua Pada Akhir Zaman Kapur
Peristiwa kepunahan besar-besaran tahap kedua yang terjadi pada akhir zaman kapur (6,5 juta tahun lalu) merupakan tanda berakhinya masa mesozoikum,sekaligus awal mula masa kenzoikum.Jenis-jenis kehidupan yang punah meliputi : dinosurus, pterosaurus, ichthyosaurus, piesiosaurus dan kelompok binatang moluska (amonit dan belemnite),serta sebagian besar brakiopoda, teori yang menerangkan penyebab tentang kepunahan missal ini banyak, diantaranya adalah teori tentang jatuhnya meteorit raksasa yang membentur bumi dengan benturan dasyatnya. Benturan meteorit itu menimbulkan panas dan kebakaran jadi ada penghasilan penguapan besar-besaran yang mengakibatkan asap dan awan tebal. Awan tebal ini menghalangi sinar matahari sehingga terjadi pendinginan global dan penipisan oksigen yang mengakibatkan sebagian tumbuhan, hewan pemakan tumbuhan dan hewan pemakan daging mati. Dinosaurus yang merupakan hewan berdarah panas tidak mampu bertahan hidup pada iklim seperti itu, akhirnya punah.





BAB III
P E N U T U P


A. Kesimpulan
Dari laporan yang telah diterima dan disusun seperti diatas kami mengambil kesimpulan yang dimaksud sebagai berikut :
1. Selama melaksanakan karya wisata penyusun mempunyai pengalaman yang banyak dan dapat menjelaskan keadaan yang dikunjungi yakni Museum Geologi Bandung.
2. Dalam melaksanakan karya wisata sangat baik, karena sesuai dengan perjanjian murid.
3. Mengenai karya wisata cukup baik, karena penulis dapat menikmati keindahan Museum Geologi dalam karya wisata.
4. Dengan melaksanakan karya wisata penulis dapat mengetahui sejarah Museum Geologi dan kota Bandung.

B. Saran –Saran
Dengan terselesainya karya tulis ini penulis ingin mengemukakan beberapa saran yang kiranya dapat berguna bagi adik-adik kelas VII, teman-teman kelas VIII dan kakak kelas IX. Adapun saran penulis sebagai berikut :
1. Pada waktu melaksanakan karya wisata hendaknya mencatat hal penting yang ada di objek.
2. Tata tertib dalam karya wisata mohon ditingkatkan.
3. Sewaktu akan bepergian mintalah doa restu pada kedua orang tua.
Demikian saran dari penyusun semoga bermanfaat bagi adik-adik kelas, khususnya bagi yang melaksanakan widya wisata nanti.


C. Penutup

Dengan terselesainya pembuatan karya tulis ini, penulis mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan karya tulis ini dengan baik.
Penulis memahami bahwa kemampuan kami terbatas, sehingga dalam penyusunan karya tulis ini banyak terjadi kekeliruan dan kesalahan yang mungkin kami belum tahu.
Untuk itu, kami mengharap dari para pembaca untuk menyempurnakan karya tulis ini yang sangat sederhana dan penyampaian yang belum sempurna. Untuk itu kami minta saran dan kritik anda yang mendorong ke arah yang lebih baik.
Dengan penuh harapan semoga laporan karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pelajar pada umumnya.
Kami atas nama penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semuanya yang telah membantu dalam menyusun karya tulis ini.




DAFTAR PUSTAKA

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung.Panduan Museum Geologi Bandung.Copyright Museum Geologi Bandung.
Tarigan,Djago.1999.Pintar Berbahasa Indonesia 3.Jakarta :Balai Pustaka.

1 komentar:

permisi mas daftar isi'a mana ....?

DI TUNGGU